REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisioner KPU Kota Bandung, Roziqin berharap masyarakat tidak hanya sekedar tahu tapi juga berpartisipasi aktif. Tidak menutup kemungkinan masyarakat tersebut ikut ambil alih menjadi penyelenggara pelaksanaan pemilu.
"Diharapkan masyarakat bukan hanya sekadar tahu tapi juga ikut ambil bagian," ujar Roziqin.
Tak hanya sekadar edukasi pemilu, tapi KPU Kota Bandung disebutnya juga ingin mengajarkan pendidikan politik kepada masyarakat. Tujuannya mencerdaskan warga agar tidak terjerumus pada kecurangan-kecurangan dalam berpolitik yang banyak terjadi seperti suap. Hal ini sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa agar turun berperan menentukan pemimpin yang memiliki integritas.
Ketua KPU Kota Bandung, Rifqi Alimubarok mengatakan jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, pihaknya sudah menyiapkan beberapa rencana strategis lainnya. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dan berintegritas.
Rifqi menyebutkan KPU bukan lembaga yang hanya bekerja saat musim pemilu. Tapi harus bekerja secara kontinu dari sebelum terlaksananya pemilihan.
"KPU tidak hanya bekerja saat pemilihan saja. Tapi ada banyak program yang akan ditingkatkan dari tahun-tahun sebelum 2018 nanti," ujarnya.
Berdasarkan pertimbangan isu strategis saat ini, KPU Kota Bandung ingin mengupayakan beberapa program utama. Yakni, pemberian informasi pemilu dan demokrasi meliputi dokumenyasi dan visualisasi data pemilu dan demokrasi.
KPU Kota Bandung akan melakukan studi pemilu dan demokrasi meliputi penelitian serta pengkajian yang berkaitan. Selain itu, seperti yang disebutkan akan mengadakan edukasi pemilu dan demokrasi yang terdiri dari obrolan juga pendidikan terkait pemilu dan demokrasi.
Program ini akan mulai dilaksanakan 2016 mendatang. Pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus hingga Pilkada dan Pilpres tiba.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
