REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan enam kecamatan di dua Kabupaten Sumbawa dan Lombok Utara rentan dengan kerawanan pangan.
Meskipun, lokasi-lokasi tersebut memiliki potensi alam namun terdapat indikator lain yang menyebabkan rawan pangan.
"Dua kabupaten rentan kerawanan pangan. Di Lombok Utara, lima kecamatan yaitu Tanjung, Gangga, Pemenang, Bayan dan Kayangan. Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Batu Lanteh," ujar Kepala BKP NTB, Hartina kepada wartawan di Kota Mataram, Senin (7/12).
Ia menuturkan, lima kecamatan di Lombok Utara mempunyai potensi pertanian seperti kakao dan kopi. Sementara di Batu lanteh memiliki potensi alam madu dan kopi. Namun, kondisi persawahan yang relatif kecil serta akses kesehatan dan listrik yang sulit serta jumlah buta huruf yang tinggi membuat rawan.
Oleh karena itu, menurutnya, BKP akan memprioritaskan wilayah-wilayah tersebut untuk dilakukan intervensi. Terkait dengan masih adanya penderita gizi buruk. Hartina mengatakan pola asuh menjadi salah satu pemicu penderita mendapatkan penyakit gizi buruk.
Anggota DPRD NTB, Lalu Pattimura Farhan mengungkapkan jumlah gizi buruk hingga periode Juli kemarin mencapai lebih dari puluhan kasus. Diantaranya, Lombok Barat 11 kasus, Lombok Tengah 8 kasus, Kabupaten Dompu, 19 kasus, Bima 14 kasus, Sumbawa 2 kasus dan Lombok Utara 5 kasus.
"Komisi V meyakini data yang ada merupakan data gunung es, dimana masih banyak sebenarnya warga yang mengalami gizi buruk, namun belum terdata sepenuhnya oleh dinas kesehatan," ungkapnya.