Ahad 06 Dec 2015 09:28 WIB

UMKM di Jabar Siap Hadapi MEA

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Barat dinilai sudah siap menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Pelbagai dukungan yang diberikan pemerintah pusat dan provinsi, dinilai akan membantu para pelaku terjun dalan persaingan di pasar bebas Asia Tenggara.

"UMKM kita sudah siap hadapi MEA dan pemerintah telah berkomitmen untuk mendukung para pelaku," ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar, Anton Gustoni kepada wartawan, akhir pekan lalu

Menurut Anton, untuk meningkatkan keterampilan para pelaku, pihaknya menyediakan fasilitas Bimbingan Teknis dan pelatihan. Salah satunya, berisi pembekalan kemampuan bernegosiasi dengan pelaku asing.

Sebelum terampil melakukan negosiasi, kata dia, para pelaku diberi keterampilan berbahasa Inggris dan Melayu yang kerap digunakan oleh masyarakat Asean.

Selain itu, Dinas KUMKM Jabar juga memberikan pengetahuan kepada para pelaku soal hukum bisnis terutama tentang aturan main di negara tertentu. Ini sangat penting, agar pelaku paham soal perizinan serta hal lainnya yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor.

Anton mengakui, jumlah pelaku yang mendapat pelatihan masih minim. Karena, anggaran yang dimiliki Pemprov sangat terbatas sementara jumlah pelaku UMKM di Jabar diperkirakan mencapai 9,6 juta orang. Anton juga menerapkan syarat ketat bagi pelaku yang mendapatkan pelatihan, salah satunya sudah mampu ekspor-impor.

Tahun ini, kata dia, sebanyak 2.020 pelaku telah mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari 90 orang para pendamping yang merupakan para praktisi di dunia usaha. Pendamping telah disebar di 27 kabupaten/kota ini akan membantu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para pelaku.

"Para pendamping yang kami rekrut sangat mumpuni karena telah melalui proses seleksi ketat dan punya kemampuan untuk membantu para pelaku UMKM," katanya.

Dengan dukungan seperti ini, Anton sangat berharap para pelaku lokal untuk tidak takut menghadapi MEA. Terlebih, Indonesia dengan penduduk besarnya mencapai 250 juta akan menjadi pasar utama karena punya hampir 50 persen Asean.

Namun, Anton menilai terdapat beberapa negara yang dinilai menjadi pesaing kuat. Di antaranya Vietnam yang punya produk hampir serupa dengan produk para pelaku di dalam negeri.

"Jika dilihat dari sisi produk maka perlu berhitung, namun tidak perlu takut karena kita punya SDA yang berlimpah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement