Jumat 04 Dec 2015 17:37 WIB

Status Gunung Bromo Meningkat Jadi Siaga

Rep: Andi Nurroni/ Red: Nur Aini
Gunung Bromo (Ilustrasi)
Gunung Bromo (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Bromo di Jawa Timur dari level II (waspada) menjadi level III atau siaga, Jumat (4/12), pukul 14.00 WIB.

Mengutip surat ketetapan Badan Geologi yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Badan Geologi menyebutkan, aktivitas kegempaan Gunung Bromo dan semburan abu vulkanis halus terus meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

Menurut laporan Badan Geologi, gejala peningkatan aktivitas Gunung Bromo juga ditandai dengan bau belerang pekat yang tercium hingga Pos PGA Bromo. Ancaman erupsi freatik dan magmatik berupa abu dan lontaran material pijar, menurut Badan Geologi, bisa terjadi hingga radius 2,5 kilometer.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur Achmad Robiul Fuad menyampaikan, tim BPBD Jawa Timur saat ini sedang bergerak ke Pos Pemantauan Bromo di Kabupaten Probolinggo. Di lapangan, kata Fuad, tim BPBD Probolinggo sudah menyiapkan langkah-langkah antisipatif.

“Di lapangan sudah punya protap (prosedur tetap) penanganannya. Tinggal diaktivasi saja. Beberapa langkah-langkah teknis, di antaranya berkoordinasi dengan TNI dan Polri. Kalau ada kencenderungan terus meningkat, Sabtu atau Minggu kita undang pihak-pihak terakit untuk koordinasi,” ujar Fuad kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Jumat (4/12).

Fuad menggambarkan, sesuai dengan protap, ketika gunung berstatus siaga, minimal dalam radius tiga kilometer meter dari puncak harus dikosongkan dari aktivitas publik. Saat ini, menurut Fuad, BPBD Jawa Timur meminta sterialisasi hingga radius lima kilometer dari puncak.

Tim BPBD, kata Fuad, sudah memetakan jalur dan tempat evakuasi jika Gunung Bromo erupsi dalam skala besar. Ia mengimbau, warga tidak panik dan tetap mengikuti instruksi resmi yang dikeluarkan pemerintah.

Selain hal teknis, Fuad menyampaikan, secara administrasi, BPBD juga tengah meminta penetapan status siaga darurat dari Gubernur Jawa Timur, serta pemerintah-permerintah kabupaten terkait, yakni Probolinggo, Malang, dan Pasuruan.

“Kalau statusnya sudah siaga darurat, kita bisa leluasa mem-back-up anggaran jika terjadi bencana,” kata Fuad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement