REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie mengatakan meminta kadernya tak takut membeli Ketua DPR, Setya Novanto meskipun yang bersangkutan saat ini sudah dihakimi oleh publik.
"Tidak boleh kita takut membela orang yang kena trial by the press. Kalau dia (Novanto) benar harus dibenarkan, kalau salah tidak boleh ya disalahkan," katanya, Kamis (3/12).
Aburizal menilai rekaman yang disodorkan Menteri ESDM Sudirman Said kepada Mahkamah Kehormatan Dewan dalam persidangan Rabu (2/12), tidak membuktikan kesalahan Novanto.
"Kalau melihat sampai kemarin, dari bukti-bukti yang ada, tidak ada yang menyatakan bahwa Ketua DPR salah. Jadi saya menyerahkan pada MKD. Saya katakan, Partai Golkar tidak boleh takut pada trial by the press, partai harus berani membela yang benar dan menyalahkan yang salah," papar dia.
Lebih jauh, terkait banyaknya nama yang disebut dalam rekaman yang diperdengarkan dalam sidang MKD, Aburizal menilai hal itu tidak perlu dipersoalkan. Menurut dia, wajar penyebutan nama terjadi dalam sebuah obrolan warung kopi.
"Orang nyebut, biarin saja orang nyebut-lah. Nggak ada masalah. Baru nyebut begitu di warung kopi apa susahnya," seloroh Aburizal.
(Baca juga: Rizal Ramli Sebut Kasus di MKD Rebutan Saham Antargeng)
Sedangkan terkait suara dalam rekaman asli atau tidak, Aburizal meminta hal itu dikonfirmasikan kepada Novanto. Dia juga mengatakan Novanto bisa mengklarifikasi kebenaran rekaman itu jika Novanto dipanggil MKD kelak.
"Nanti bisa ditanya sama dia tuh, rekaman asli atau bukan. Atau dicatut (namanya) bisa saja. Kita tidak boleh trial by the press, saya imbau kepada media untuk tidak menghukum seseorang padahal belum ada bukti orang itu bersalah," ujar dia.