REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) akhirnya menyetujui untuk memutar rekaman terkait perpanjangan kontrak PT Freeport. Selain membahas Freeport, perbincangan tiga orang, yaitu SN (Ketua DPR Setya Novanto), MR (pengusaha Muhammad Riza Chalid), MS (Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin) juga menyinggung berbagai masalah lain. (Baca: Jokowi Mantu, Dirut Freeport: Menteri PAN Ecek-Ecek" href="http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/12/02/nyqpjw334-soal-jokowi-mantu-dirut-freeport-menteri-pan-ecekecek" target="_blank">Soal Jokowi Mantu, Dirut Freeport: Menteri PAN Ecek-Ecek)
Di antaranya, mereka menyinggung tentang Pilpres 2014. Di situ terungkap bahwa MR menjadi donatur capres Prabowo, tapi di sisi lain memperjuangkan Jokowi untuk menjadi presiden. (Baca: Setnov: Keras Kepalanya Jokowi Bahaya Buat Kita)
Rekaman yang pertama kali dibuka Menteri ESDM Sudirman Said ke publik itu dibuat pada 8 Juni 2015, lalu di sebuah hotel di Jakarta. Berikut transkrip rekaman yang diputar dalam sidang MKD di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12) malam: (Baca: Soal Budi Gunawan, Riza Chalid: Jokowi Melawan Megawati)
SN: Karena Itu Pak, seperti kata presiden, rata-rata kita minta itu setuju tapi harus pakai strategi. Ya kita selalu kadang-kadang salah kita
MR: Pak Jokowi sudah baik, sudah baik Pak cuma sekarang dirombak. Sekarang sudah baik banget. Sekarang dirombak lagi. Jangan bawa ke ranah politik
MS: Membantu politik, membantu urusan politik
MR: Betul Pak.
SN: Kayak HR.
MR: Saya sama Pak Marciano. Aduh Pak Riza, jangan muncul, jangan muncul kata saya. Biarkan dia bantu Prabowo tapi jangan muncul. Pak, saya gak muncul susah Pak. Gimana muncul ketahuan.. Usahakan jangan muncul. Percaya omongan saya. Bener juga omongannya. Gua muncul di Polonia, puk puk puk langsung muncul di sosmed. Aduuuh saya lagi sama Prabowo dan hati. Ya udah mau apa, nasib.