REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung diklaim memiliki multiplayer effect yang sangat besar. Salah satunya, di sektor ketenagakerjaan. Menurut Direktur Utama PT KCIV Hanggoro Budi Wiryawan, Pengerjaan konstruksi yang dimulai 2016 hingga 2019 diperkirakan akan menterap tenaga kerja dalam jumlah banyak.
"Tenaga kerja yang dapat terserap sekitar 40 ribu orang," ujar Hanggoro Rabu (2/11).
Menurut Hanggoro, pihaknya telah meminta kepada KCIC untuk banyak mempekerjakan tenaga domestik khususnya dari Jabar. Hal ini sangat penting demi mengurangi angka pengangguran.
"Sebagian besar tenaga kerja lokal, sedangkan tenaga kerja dari Cina hanya pekerja setingkat tenaga ahli yang jumlahnya sangat terbatas," kata Hanggoro.
Saat ini, kata dia, pihaknya sedang menunggu izin trase yang dikeluarkan dari Kementerian Perhubungan. Namun sebelumnya dibutuhkan rekomendasi dari Gubernur Jabar dan DKI Jakarta mengingat proyek ini beradai di lahan kedua provinsi tersebut.
"Jika sudah launching oleh Presiden, kami langsung bekerja melakukan persiapan konstruksi pembangunan rel serta pembangunan stasiun/TOD (Transit Oriented Develpoment)," katanya.
Baca: Stasiun Terakhir Kereta Cepat Jakarta-Bandung Berada di Tegal Luar