Rabu 02 Dec 2015 13:25 WIB

Ahok: Ikan di Pantai Ancol Aman Dikonsumsi

Rep: c18/ Red: Angga Indrawan
Anggota Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengambil sampel untuk meneliti kematian puluhan ribu ikan mati di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Selasa (1/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Anggota Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengambil sampel untuk meneliti kematian puluhan ribu ikan mati di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Selasa (1/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan ikan di Jakarta masih layak untuk di konsumsi. Pernyataan ini di ungkapkan Basuki menyusul ratusan kilogram ikan mati di pantai utara Ancol, Senin (30/11) kemarin.

"Masih aman, karena bukan mati keracunan tidak perlu panik," kata Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, Rabu (2/12) di Balaikota Jakarta.

Ahok mengatakan berdasarkan hasil studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kematian ikan itu disebakan pertumbuhan jumlah plankton yang melebihi batas normal. Hal itu, lanjutnya, mengurangi kandungan kadar oksigen di dalam air.

"Kalo masih seger malah bisa dimakan. Karena ikannya cuma kecekik aja kehabisan napas," kata Ahok.

Sebelumnya Dosen dosen Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan di Institut Pertanian Bogor Dietrich Bengen mengatakan kematian ikan tersebut disebabkan lantaran kekurangan oksigen. Itu terjadi lantaran pembusukan limbah makanan yang mengalir ke teluk Jakarta yang membuatuhkan oksigen dalam jumlah besar.

Seperti diketahui, ratusan kilogram ikan di pantai utara Ancol ditemukan mengambang tak bernyawa. Dietrich mengatakan hal tersebut memang biasa terjadi pada pergantian musim kemarau menjadi musim hujan.

Sementara Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Darjamun mengaku telah mengambil sampel air dan lumpur dari perairan tersebut, Selasa (2/12) kemarin. Katanya, hasil labolatorium baru akan keluar dua atau tiga hari lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement