Rabu 02 Dec 2015 12:28 WIB

Penyebab Kematian Ikan Ancol Belum Bisa Dipastikan

Pekerja membersihkan ikan yang mati mengambang di pinggiran pantai karnaval, Ancol, Jakarta, Selasa (1/12).  (Republika/Yasin Habiibi)
Pekerja membersihkan ikan yang mati mengambang di pinggiran pantai karnaval, Ancol, Jakarta, Selasa (1/12). (Republika/Yasin Habiibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) DKI Jakarta belum dapat memastikan penyebab kematian banyak ikan di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11) lalu.

"Kami memperkirakan ada tiga kemungkinan yang menyebabkan ikan-ikan itu mati," kata Kepala DKPKP DKI Darjamuni di Jakarta, Rabu (2/12).

Menurut dia, kemungkinan pertama adalah perubahan cuaca yang terjadi secara esktrem, sehingga mengakibatkan perubahan suhu yang cukup drastis antara air di bagian permukaan dengan air yang ada di dasar laut. "Beberapa hari ini kan memang sempat terjadi hujan deras, sehingga suhu di permukaan dan di dasar laut ikut berubah secara drastis. Perubahan suhu itu juga mengakibatkan zat-zat berbahaya di dasar laut naik ke atas, sehingga ikan pun mati karena menelan zat beracun itu," ujar Darjamuni.

Lebih lanjut, dia menuturkan kemungkinan kedua yaitu terjadinya pertumbuhan alga (booming algae) yang cukup banyak di laut, sehingga ikan-ikan harus berebut oksigen dengan alga. "Lalu kemungkinan ketiga, yakni terjadinya pencemaran air di laut, sehingga ikan-ikan pun mati akibat air yang tercemar itu. Meskipun demikian, kami tetap harus melakukan penelitian terlebih dahulu," tutur Darjamuni.

Dia mengungkapkan saat ini pihaknya juga tengah melakukan penelitian kematian ikan-ikan itu. Pihaknya pun turut melibatkan sejumlah pihak, di antaranya Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Teman-teman dari IPB dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah turun ke lapangan. Kami berharap dalam waktu dua sampai tiga hari ini, penyebab matinya ikan-ikan di kawasan Ancol itu sudah bisa diketahui," ungkap Darjamuni.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement