REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Bagi yang berminat untuk berinvestasi di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), sektor infrastruktur adalah peluang yang ditawarkan. “Sebagai tuan rumah Asian Games 2018, sektor infrastruktur yang kami tawarkan bagi investor yang ini menanamkan modalnya. Ada sejumlah mega proyek infastruktur yang akan direalisasikan mulai 2016,” kata Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki pada diskusi “Forum Investasi Sumatera Selatan,” Selasa (1/12).
Menurut Ishak, untuk merealisasikan proyek tersebut, dia mengharapkan adanya investasi dari pemodal asing dan dalam negeri. “Seperti untuk pembangunan infrastruktur LRT atau light rail transit akan menyerap dana APBN sekitar Rp7,2 triliun,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Sumsel juga merencanakankan membangun jalur rel ganda kereta dari Lubuk Linggau sampai ke Pelabuhan Tanjung Api-Api yang diperkirakan menelan dana Rp 11,1 trilun.
Kemudian, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api yang akan dibangun di lahan seluas 12 ribu hektare dengan biaya sekitar Rp 54,2 trilun, Jembatan Musi IV dan Jembatan Musi VI, serta jalan tol.
Pada forum diskusi yang dihadiri Konsulat Amerika Serikat di Sumatra Robert Ewing dan Direktur Perencanaan Infrastruktur Badan Koordinasi Penanaman Modal Fifit Aviati, Wakil Gubernur Sumsel mengungkapkan, dengan adanya roda perekonomian daerah dapat berputar. Hal ini ditandai dengan peningkatan pendapatan perkapita dan konsumsi masyarakat.
Untuk menjaring investor ke Sumsel Ishak mengajak semua pihak terkait untuk membangun suatu iklim investasi yang kondusif sehingga Sumatera Selatan menjadi daerah tujuan penanam modal asing dan dalam negeri. “Ini semua butuh komitmen dari semua pihak. Pemerintah Provinsi Sumsel berupaya agar tidak menjadi penghambat terkait perizinan dan lainnya,” ujarnya.
Dari data Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Sumsel mencatat pertumbuhan investasi Sumsel yang cukup pesat sampai triwulan III 2015. Penanaman modal asing terealisasi Rp 10,24 triliun atau naik 118,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan signifikan investasi tersebut karena masuknya investasi pabrik bubur kertas atau pulp terbesar di Asia, yaitu APP OKI Pulp & Paper. Pabrik ini berdiri di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan nilai investasi total Rp 32 triliun.