Selasa 01 Dec 2015 20:30 WIB

Limbah Cangkang Udang Efektif Awetkan Ikan Segar

Ikan
Foto: Republika/Prayogi
Ikan

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pusat Penelitian Laut Dalam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) telah melakukan kajian awal pemanfaatan nano-khitosan untuk pengawetan ikan segar hasil tangkapan nelayan, dan hasilnya efektif.

Siaran pers PPLD-LIPI, Senin (30/11), menyatakan kajian tersebut dilakukan oleh Dr. Yosmina Tapilatu, peneliti PPLD-LIPI yang merupakan anggota tim multidisipliner dalam proyek MP3EI mengenai Pengembangan Teknologi Produksi Nano-Khitosan dari Limbah Kulit Udang untuk Pengawetan Ikan di Wilayah Kepulauan Maluku.

Proyek yang dipimpin oleh Dr. Wiratni Boedhijanto dari Fakultas Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada ini telah memasuki tahun kedua.

Kajian yang dilakukan karena keprihatinan akan diperlukannya teknologi pengawetan yang murah, tidak beracun dan ramah lingkungan, untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan nelayan kecil di Kepulauan Maluku.

Ide baru yang dieksplorasi dalam kajian ini adalah pemanfaatan nano-khitosan sebagai bahan alamiah anti bakteri dalam inovasi pengawetan ikan hasil tangkapan bagi nelayan kecil, sehingga waktu tangkap dapat diperpanjang untuk meningkatkan efisiensi waktu penangkapan.

Karena Nelayan tradisional biasanya membawa es balok saat penangkapan (sekitar 1 - 1,5 kali berat ikan target). Ketika saat melaut terlalu lama, es yang mencair akan mempercepat proses pembusukan, akibatnya nelayan akan tergoda untuk menambahkan formalin untuk pengawetan.

Menurut Yosmina, nano-khitosan merupakan polisakarida bermuatan positif yang secara alamiah dapat merusak dinding sel bakteri. Aman untuk dikonsumsi manusia, dan bahannya dapat diproduksi dengan proses yang relatif sederhana dari limbah cangkang udang dan kepiting.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement