REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek melaporkan kondisi kesehatan masyarakat di Papua kepada Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Menkopolhukam, Selasa (1/12).
Nila mengatakan, memang ada kematian bayi yang cukup signifikan di empat kabupaten di Papua. Namun, tidak ada angka pasti dalam hal ini sebab tidak terdata secara baik dan informasi tersebut hanya berdasarkan data yang diperoleh oleh Pendeta adat.
"Sejumlah balita yang meninggal itu diperkirakan data dari Juni. Gak ada angka pasti, tapi setelah dikonfimasi ke warga memang ada sebagain balita yang meninggal pada tahun lalu," ujar Nila ditemui di depan kantor Menkopolhukam, Selasa (1/12).
Nila mengatakan, hal ini bisa terjadi akibat beberapa faktor. Pertama, minimnya pusat kesehatan. Ada satu puskesmas di daerah tersebut, namun hanya memiliki empat petugas. Satu bidan, satu petugas farmasi, satu dokter PTT, dan satu perawat.
Nila mengakui memang masyarakat dari empat desa terpencil tersebut minim kesadaran atas kesehatan. Rata rata bayi yang meninggal memiliki ciri yang sama yaitu, Batuk pilek demam dan diare. Hal ini diduga karena tidak adanya akses air bersih. Kebanyakan dari mereka mengkonsumsi air tanpa lebih dulu dimasak.
Angka kematian balita ini memang terjadi di empat desa. Desa tersebut antara lain, desa Opmo, desa Digilno, desa Otolama dan desa Yerussalem di Wamena. Nila sendiri mengatakan untuk memberikan akses kesehatan rencananya Menkes akan membangun RS. Pratama.
Sebelumnya, di Kabupaten Nduga, Papua sempat beredar kabar terjadi wabah yang menyebabkan 32 anak meninggal. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal Ahad (29/11).
Tim Kemenkes melakukan penyelidikan dan mengambil beberapa sample darah anak anak tersebut. Namun, setelah dilakukan pendalaman isu wabah tersebut terbukti negatif. Memang ada kematian balita namun tidak terjadi secara massal dan tiba tiba.