REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jalan sepanjang 1,6 kilometer yang menjadi akses keluar-masuk Tol Soroja tengah dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Jalan tersebut dibuat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Soreang, Margaasih dan Katapang.
Bupati Bandung Dadang Naser menuturkan, jalan yang tengah dibangun itu merupakan induk dari jalan tol Soroja. "Ini adalah kegiatan untuk masuk akses tol dari Soreang ke Pasirkoja," tukas dia saat meninjau pembangunan jalan akses masuk ke pintu Tol Soroja di depan kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung, Selasa (1/12).
Pembangunan jalan tersebut memang menjadi proyek yang kewenangannya ada pada Pemkab Bandung. Saat ini, proses pembangunannya masih pada pematangan jalan. Beberapa alat berat diturunkan untuk menguruk tanah untuk kemudian dipadatkan.
"Ini proyek Pemkab Bandung yang pada Desember ini harus mulai ditutup lahan ini. Satu bulan selesai. Persiapan di 2016 untuk konstruksinya," ujar dia.
Pembangunan jalan yang menelan dana sekitar Rp 100 miliar ini diyakini bakal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari Kecamatan Soreang sampai Kecamatan Margaasih. Bahkan, dengan adanya pembangunan Tol Soroja tersebut, ia mengklaim pertumbuhan investasi akan meningkat dua sampai tiga kali lipat.
"Orientasi kita untuk akses wisata juga. Begitu tol ada, pengembangan kota dari Soreang sampai ke Margaasih itu akan jadi lebih baik," tutur dia.
Dadang mengakui, Kecamatan Soreang ini sudah begitu sempit sehingga perlu dilakukan perluasan pembangunan sampai ke Margaasih. Kata dia, daerah Kutawaringin hingga ke Margaasih direncanakan memiliki pusat-pusat perdagangan di berbagai sektor.
Selain itu, Dadang juga mengklaim pembangunan tol Soroja bakal meningkatkan investasi di Kabupaten Bandung sampai tiga kali lipat. "Bisa dua sampai tiga kali lipat," kata dia.
Investasi yang masuk ke Kabupaten Bandung sendiri pada 2014 lalu sebesar Rp 6,8 triliun. Sedangkan pada 2013 lalu sebesar Rp 8,8 triliun. Sementara, total investasi pada tahun ini, kata dia, belum dapat diumumkan karena waktu perhitungannya dilakukan pada 2016. "Yang ukuran 2015 itu diukurnya tahun depan, 2016, oleh bupati baru nanti," ujar bupati yang kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan 2015-2020 itu.