Selasa 01 Dec 2015 09:57 WIB
PT Pos Indonesia

Dirut PT Pos: Target Kami, Wujudkan DHL dari Timur

Rep: arie lukihardianti/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Logo PT Pos Indonesia
Logo PT Pos Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pos, terus berusaha memperkuat bisnisnya. Bahkan, di bawah kepemimpinan Dirut yang baru terpilih, PT Pos menargetkan bisa seperti DHL. Menurut Dirut PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahju Setijono, bisnis DHL bisa mencapai Rp 800 triliun. PT Pos menargetkan, volume bisnisnya bisa mencapai 10 persen dari volume bisnis DHL.  "Kami ingin jadi DHL dari Timur. Kalau DHL, dari Jerman," ujar Gilarsi kepada wartawan, Senin (30/11).

Menurut Gilarsi, saat ini konsep bisnis DHL mempengaruhi bisnis di dunia. PT Pos, nantinya akan berpengaruh dan berangkat pada konteks yang sama.  "Posisi Indonesia, strategis. Memang harus investasi dan banyak hal yang harus dilakukan. Tapi Bukan sesuatu yang imposible seperti DHL," katanya.

Gilarsi mengatakan, semua SDM di PT Pos harus menyatukan hati, langkah dan niatan yang sama. Agar, ada kekuatan kolektif untuk membangun pos di masa depan.  "Ini tugas berat. Tapi bisa dilakukan," katanya.

Dikatakan Gilarsi, yang harus dipahami, pos services merupakan sebuah misi. Indonesia, terdiri dari pulau-pulau. PT Pos memiliki misi untuk menyatukan Indonesia.  "Dengan posisi ini kita harus mengemban amanah dan punya tanggung jawab sosial. Tapi kalau sosial saja, tanpa suistanable akan mati. Ada profit, dan pertumbuhan," katanya.

Untuk menyatukan pemikiran tersebut, kata dia, pihaknya menggelar work shop para petinggi di PT Pos. Pertemuan tersebut dibuat, untuk merumuskan apa yang harus dilakukan. "E-commerce, kalau dibilang terlambat memang benar. Saya membangunkan raksasa tidur," papar Gilarsi.

Gilarsi optimistis, upaya untuk menghidupkan bisnis e-commerce bisa tercapai. Karena, Indonesia memiliki 500 kota/kabupaten dan ada ribuan kecamatan. Selama ini, PT Pos Indonesia terlelap tak menggarap e-commerce. Padahal, zaman berubah orang lain sudah banyak yang menggarap.  "Saya yakin, kami bisa mengejar ketinggalan, tapi persoalannya, jam kerjanya harus ekstra," ungkapnya.

Dikatakan Gilarsi, kalau mengejar DHL secara number to number akan sulit. Karena, salah satu kekuatan PT Pos ada di rural area. Kalau membangun di urban,  mungkin akan susah karena harus head to head.

"Tapi di rular kami punya kekuatan. Jadi kami akan Membangun dari pinggiran, itu kekuatan. Saat ini, 50 persen penduduk Indonesia tinggal di rular," tutur Gilarsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement