Selasa 01 Dec 2015 09:50 WIB

Pengunjung Dilarang Mandi di Pantai Ancol

Rep: c33/ Red: Angga Indrawan
Ribuan ikan mati dan terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ribuan ikan mati dan terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan bangkai ikan menyisakan bau tidak sedap di lingkungan pantai wisata taman impian jaya Ancol, Jakarta Utara. Hingga kini, sedang dilakukan pembersihan atas ribuan bangkai ikan itu. Atas kejadian tersebut, pihak manajemen Ancol memberlakukan pelarangan berenang di wilayah pantai.

Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Rika Lestari mengkonfirmasi hal tersebut. Menurutnya, pelarangan berenang harus diterapkan demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan menyusul tewasnya ribuan ikan secara tiba-tiba. 

Baca: Ahok Belum Tahu Penyebab Kematian Ikan di Ancol

Saat ini pihaknya pun masih melakukan penyelidikan sekaligus uji laboratorium untuk mengetahui penyebab fenomena itu. Sehingga ia masih belum bisa memperkirakan sampai kapankah pelarangan berenang akan diberlakukan.

"Belum ada durasi berapa lama larangan berenangmya karena sifatnya situasional dengan melihat kondisi pantai," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (1/12).

Di sisi lain, meski ribuan bangkai ikan itu sempat mengagetkan pengunjung Ancol, ia merasa aktivitas pengunjung belum menunjukan penurunan. Ia mengatakan pada hari Sabtu dan Ahad kemarin, jumlah pengunjung tidak mengalami penurunan berarti. 

Baca: Bangkai Ikan Berangsur Dibersihkan dari Pantai Ancol

"Pengunjung tetap sama saja tapi hanya aktifitas berenangnya saja yang dilarang takut terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Sementara itu, ia mengatakan fenomena ini sudah pernah terjadi sebelumnya. Sehingga ia tidak merasa aneh atau bahkan khawatir terhadap tewasnya ribuan ikan.

"Ini pernah terjadi tahun 2012 dan 2013, analisa sementara penyebabnya masih sama seperti di tahun tersebut yaitu faktor perubahan cuaca," jelasnya. 

Baca: PLN: Ini Saat yang Tepat Naikkan Tarif Listrik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement