REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Beberapa pelanggan PLN menyatakan pencabutan subsidi tarif listrik pada awal Desember ini sangat tidak tepat. Sebab, pelayanan PLN kepada pelanggan khususnya di wilayah Provinsi Lampung sangat buruk. Pemadaman aliran listrik selalu terjadi sampai sekarang.
Menurut Sunardi, pemilik toko di Pasar Tamin, pemadaman listrik selalu terjadi di tempatnya sejak tiga bulan terakhir. Kondisi pemadaman semakin parah pada November ini, membuat alat listrik dan elektronik warga banyak yang rusak karena mati lampu yang mendadak sehari bisa tiga kali.
"Yang penting perbaiki dulu pelayanan kepada pelanggan baru naikkan tarif dan cabut subsidinya. Lah, sekarang saja masih terjadi mati lampu terus, mestinya dapat keringanan bukan malah naikkan tarif atau cabut subsidi," ujar Sunardi, warga Bilabong, Susunan Baru, Kota Bandar Lampung, Senin (30/11).
Kiki, pemilik usaha alat tulis kantor dan fotokopi di Kemiling, mengaku sangat kecewa dengan pelayanan PLN kepada pelanggannya. Menurut dia, bila pelanggan telat bayar kena denda, lalu tiga bulan berturut-turut belum bayar tagihan listrik meteran dicabut.
"Nah, kalau PLN yang salah atau tidak melayani pelanggan dengan baik, lalu apa kompensasinya. Ini harus dipikirkan bukan malah mencabut subsidi buat rakyat atau menaikkan tarif listrik," katanya.
Abror, pengelola air minum isi ulang di Sukadanaham, menyatakan selama mati lampu yang terjadi setiap hari sampai tiga kali selama dua sampat tiga jam, membuat mesin pengolah air mineralnya rusak.
"Kalau sudah rusak begini siapa yang rugi, jelas pelanggan, lalu apa bentuk tanggung jawab PLN. Ini harus adil, jangan hanya bisa naikkan tarif dan cabut subsidi listrik buat rakyat saja," ungkapnya.