Senin 30 Nov 2015 17:14 WIB

Aher Minta Kekerasan di IPDN tak Terulang

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Pelantikan Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri Angkatan (IPDN).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pelantikan Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri Angkatan (IPDN).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyesalkan kekerasan di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Apalagi, ini bukan pertama terjadi.

Perlu diketahui, kasus terbaru praja IPDN diduga melakukan pemukulan terhadap dua taruna akademi militer saat melakukan kunjungan pada pertengahan November 2015 lalu.

"Cukup ya. Jangan sampai ada lagi. Enggak dibenarkan itu," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher  kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (30/11).

Aher yang terlihat kesal tak mengira sekolah praja tersebut kembali melakukan kekerasan. Proses revolusi yang saban tahun digulirkan ternyata tak dimaknai sepenuhnya.

"Aya-aya deui (ada lagi ada lagi). Dikira dah cageur (dikira sudah sembuh)," katanya.

Apapun alasannya, kata dia, kekerasan dalam pendidikan itu tidak boleh terjadi. Karena tidak ada ajaran yang memperbolehkan hal demikian. "Alasan pendidikan enggak boleh itu. Justru pendidikan itu mengajarkan kita untuk tidak ada kekerasan," katanya.

Kekerasan yang terjadi di IPDN terhadap taruna akmil dilakukan pada pertengahan November lalu. Latar belakang pemukulan karena ada taruna akmil yang melakukan foto di tangga seribu. Tangga tersebut dianggap sakral oleh sejumlah praja di sana.

Akibatnya lima praja di IPDN sudah dipecat dari kesatuannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement