Ahad 29 Nov 2015 10:16 WIB

Pemda Klaten Ingatkan Bahaya DBD di Musim Hujan

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID,  KLATEN -- Memasuki musim hujan serangan DBD (Deman Berdarah Dengue) mulai mengancam. Sejak dini, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten, Jateng, memberi sinyal lampu kuning ihwal serangan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegipty.

Berdasar data DKK Klaten, tercatat 53 dari 391 desa di sini dinyatakan endemis DBD. ''Desa endemis DBD itu tersebar merata di 26 kecamatan di Klaten,'' kata Wahyuni Nugraheni, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) DKK, Sabtu (28/11).

Data DKK Januari-Agustus ditemukan 482 kasus DBD. Dari banyaknya jumlah kasus itu, tercatat 21 orang korban meninggal dunia. ''Orang yang meninggal dunia akibat DBD tersebar 21 kecamatan,'' tambah Wahyuni.

Menurut Wahyuni, temuan kasus DBD paling banyak ditemukan di Kecamatan Trucuk dengan jumlah 57 kasus, Klaten Utara 35 kasus, Juwiring 33 kasus, Ngawen 33 kasus, dan Wonosari 28 kasus. Jumlah kasus DBD tahun ini melebihi angka kasus 2014 pada bulan yang sama.

DKK Klaten pada 2014 menemukan 260 kasus DBD di Klaten. Sementara, jumlah korban yang meninggal dunia sembilan orang. Waktu itu, korban meninggal dunia paling banyak ditemukan di Kacamatan Klaten Utara, empat orang dan Juwiring tiga orang.  

Kasus DBD masih menjadi ancaman. Namun, menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2L) DKK, Herry Martanta, kondisi cuaca susah diprediksi.

Memasuki musim hujan menjadi ancaman merebaknya nyamuk aedes aegipty. Begitu hujan turun, nyamuk bisa berkembang di tempat penampungan atau genangan air. ''Makanya, kami harap warga jangan terlena,'' pintanya.

Ia berharap warga terus menggalakkan program pembersihan sarang nyamuk (PSN). PSN dimaksudkan guna membasmi jentik dalam bak penampungan yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Serangan DBD juga mewabah di Kota Solo. Pejabat DKK mengungkap, memasuki pekan ke-44, sembilan warga dilaporkan meninggal dunia akibat keganasan nyamuk aedes aegipty.

Angka kematian meningkat tajam dibanding 2014 lalu, tercatat empat kasus meninggal dunia. Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit DKK Solo, Arif Dwi M, menuturkan, kecenderungan kasus DBD meningkat tajam pada tahun ini. Hingga pekan ke-44, jumlah kasus DBD tercatat 462 kasus. Dengan angka kematian akibat DBD sembilan kasus.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement