Jumat 27 Nov 2015 21:48 WIB

Sudirman Said: Mafia Dibatasi, Kebijakan Mudah Diambil

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ilham
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan keterangan pers terkait pembangunan kilang minyak di Gedung Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan keterangan pers terkait pembangunan kilang minyak di Gedung Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku kebijakan untuk membangun kilang minyak lebih mudah dilakukan di masa ini, dibanding di masa lalu. Alasannya, saat ini ruang gerak mafia alias pemburu rente sudah dibatasi.

Sudirman berseloroh para mafia sudah terdesak sehingga kebijakan untuk memajukan infrastuktur migas untuk menekan ketergantungan akan impor BBM bisa ditekan. "Hanya dalam suasana mafia dibatasi ruang geraknya maka kebijakan bisa diambil dengan gampang," kata Sudirman, Jumat (27/11).

Pemerintah, melalui Pertamina dan dengan menggandeng investor asing berencana untuk menggenjot pembangunan kilang minyak di Indonesia. Proyek ini dilakukan baik dengan meremajakan kilang yang sudah ada maupun membangun di lokasi baru.

Keputusan untuk membangun kilang ini, ujar Dirman, sebetulnya lebih mudah dilakukan di masa lalu saat kondisi harga minyak dan ekonomi relatif stabil. Hanya saja saat itu dinilai ada pihak yang mencegah kebijakan ini lolos. "Keputusan ini sebetulnya lebih baik diambil di masa yang tidak sulit. Namun pengaruh orang orang yang berpikiran sempit ini membuat tidak dilakukan. Banyak keputusan mudah tapi karena ada kepentingan maka tidak diambil," kata Sudirman.

Seperti proyek RFCC di Cilacap. Pemerintah menaksir, RFCC Cilacap mampu menghemat devisa per hari mencapai sebesar 3,56 juta dolar AS atau setara dengan Rp 49,3 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement