REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua RW 05 Komplek Girimande Cikadut, Kota Bandung, Rusman mengungkapkan longsor terjadi akibat dinding tanggul yang tidak kuat menahan debit air. Pasalnya hujan terus menerus mengguyur Kota Bandung sepanjang hari Kamis (26/11) kemarin. "Hujan deras seharian. Turap (dinding penahan) langsung roboh nggak kuat nampung air yang masuk di tanah," katanya saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (27/11).
Menurutnya dinding yang selesai dibangun empat bulan lalu itu tidak bisa menahan air yang diserap tanah. Akibatnya, menimpa rumah yang berada tepat dibawah pondasi tersebut.
(Baca Juga: Longsor Cikadut, Pemkot Bandung Belum Berikan Bantuan ).
Selain menimpa rumah, longsor juga menimbun saluran air. Akibatnya, aliran air tersedat sehingga membanjiri rumah warga. Bahkan, Dedi mengatakan, air sempat naik hingga satu meter saat kejadi kemarin sore.
Sebanyak 22 jiwa dari empat kepala keluarga harus dievakuasi karena khawatir terjadi longsor susulan. Pasalnya, kondisi pondasi sudah terlihat rapuh dan dikhawatirkan akan kembali runtuh mengingat hujan mulai sering terjadi.
"Kalau lihat kondisinya, pondasi itu bisa saja runtuhnya menjalar. Karena tidak kuat menahan debit air dan juga tanah dari atas yang terbawa sama air. Jadi warga yang dari tiga rumah itu dievakuasi ke rumah warga di sekitar," ujarnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Namun kerugian belum dapat ditaksir mengingat warga masih fokus membersihkan sisa-sisa longsor.
Turap yang hancur sedianya merupakan pembatas dengan tanah lapang yang berada tepat di atas Komplek Girimande Cikadut RW 04 dan RW 05. Tanah lapang itu rencananya akan dibangun perumahan baru.
Hingga siang ini evakuasi terus dilakukan dengan melibatkan 200 personel tim gabungan. Satu unit alat berat, tiga truk dan lima mobil bak juga diturunkan mengangkut puing-puing longsor.
(Baca Juga: 200 Personil Gabungan Diturunkan Evakuasi Longsor Cikadut)