REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menggandeng 30 ahli dari tiga negara untuk melakukan studi pengelolaan lahan gambut tahun ini. Gubernur Sumsel, Alex Nurdin menjanjikan tingkat kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya akan menurun signifikan tahun depan.
“Kami akan menekan titik api seminim mungkin sehingga kabut asap tahun depan sangat sedikit dan kecil. Saya tak akan mengganggu daerah tetangga dan negara tetangga selama masa jabatan saya,” kata Alex dijumpai Republika.co.id di Konferensi Kelapa Sawit Indonesia (IPOC) 2015 di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/11).
Alex menemukan mayoritas kebakaran hutan dan lahan di Sumsel berasal dari lahan-lahan terbengkalai dan lahan tak terpakai. Total ada 220 ribu hektare (ha) lahan gambut di provinsi ini terbakar dari total 1,080 juta ha lahan gambut yang ada.
Dia mengatakan, pemerintah Provinsi Sumsel akan mengevaluasi seluruh izin perkebunan yang beroperasi di Sumsel. Peraturan baru akan dibuat, namun tak mengganggu investasi di daerah. Alasannya, ada 500 kepala keluarga (KK) atau dua juta jiwa di Sumsel yang menggantungkan hidup sebagai petani sawit.
Selain evaluasi izin, pemerintah daerah akan memperbaiki satuan hidrologi gambut yang dieksploitasi dengan cara tak benar. Berikutnya, menambah tenaga dan kualitas SDM pengendali kebakaran hutan, memfasilitasi alat-alat kebakaran hutan, seperti mengoptimalkan satelit LAPAN dan early warning system.