Jumat 27 Nov 2015 08:02 WIB

Sukabumi Miliki Kampung Konservasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri  pengadaan  penampungan air bersih di kampung Timika, Kabupaten Mimika-Papua.
Foto: Antara/Husyen Abdillah
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pengadaan penampungan air bersih di kampung Timika, Kabupaten Mimika-Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Satu kampung di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi dipilih menjadi kampung konservasi berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemilihan ini didasarkan pada potensi sumber daya alam dan manusia yang ada di kawasan tersebut.

Kampung konservasi tersebut digagas pemerintah daerah, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan PT Amerta Indah Otsuka yang terkenal memproduksi minuman isotonik Pocari Sweat. Kampung tersebut kini dinamakan Kampung Konservasi Otsuka (KKO).

"Kampung konservasi ini dibentuk berawal dari program adopsi pohon pada 2012 lalu," ujar Pratiwi Juniarsih, Corporate Affair Director, PT Amerta Indah Otsuka kepada wartawan Kamis (26/11).

Kampung KKO ini berada di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug.

Langkah awalnya ujar Pratiwi, warga di kampung tersebut dilibatkan untuk merawat pohon yang telah ditanam di program adopsi pohon. Selanjutnya, dikembangkan program pemberdayaan masyarakat dengan manfaat yang lebih besar di masa depan.

Kegiatan ini melibatkan kelompok kerja Gammelan (Gerakan Masyarakat Melestarikan Hutan-red). Salah satu kegiatannya ujar Pratiwi adalah budidya lele sangkuriang. Di mana, pada Kamis (26/11) lalu telah digelar panen perdana lele di Kampung Kutatengah, Desa Kutajaya.

Hasil panen lele ini dinilai dapat memberikan manfaat ekonomis bagi warga di kampung konservasi.

Selain lele kata Pratiwi, warga juga diberikan berbagai kegiatan pemberdayaan lainnya. Di anntaranya pertanian jagung, padi gogo, bunga potong, sengon, jahe merah, peternakan kambing, kelinci, ayam, dan lebah madu. Selain itu ada pemberian bantuan modal usaha berbentuk natura, seperti bibit lele, kambing, jahe, jagung dan sebagainya.

Pratiwi menerangkan, sejumlah kegiatan ini untuk membentuk masyarakat yang mampu melakukan upaya konservasi mandiri. Trage lainnnya yaitu masyarakat mampu meningkatkan pendapatan atau penghasilan secara ekonomi yang  merupakan tujuan utama dari program.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement