REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengklaim produksi padi dari Oktober 2014 sampai Oktober 2015 surplus. Kondisi ini tercipta salah satunya karena tidak ada impor beras umum pada periode tersebut.
"Produksi padi berlebih, ini hasil terbaik dalam lima tahun terakhir," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring usai mengadakan jumpa pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (26/11).
Indikasinya adalah stok Bulog Oktober 2014 sebesar 1,7 juta ton beras, dicapai melalui tambahan impor 800 ribu ton. Sedangkan bulan Oktober 2015 tanpa penyerapan optimal puncak panen raya Januari-Mei, stok Bulog tetap 1,7 ton beras tanpa impor.
Baca: JK: Golkar Perlu Banyak Evaluasi
Ia juga menjelaskan pencapaian tersebut bisa dilakukan dalam keadaan pertambahan jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras sebanyak 3,7 juta jiwa (setara 460 ribu ton). "Walau diterpa El Nino yang kuat, ternyata meningkat signifikan paling tidak 1,26 juta ton beras dibandingkan tahun 2014," katanya.
Pada tahun 1998 dengan El Nino kuat (intensitas 1,9 persen) Indonesia masih harus mengimpor 7,1 juta ton beras pada saat itu, serta jumlah penduduk 202 juta jiwa. Sedangkan tahun 2015 jumlah penduduk mencapai 252 juta jiwa, dan intensitas El Nino 2,4 persen seharusnya akan impor beras 9,0 juta ton beras, namun justru ada stok beras 1,3 juta ton beras.
Ia juga menjelaskan dengan adanya produksi yang stabil tersebut belum diperlukan impor beras. Namun dengan keadaan produksi padi yang surplus, pemerintah tetap impor beras.
Sebelumnya, Pemerintah Republik Indonesia mulai menerima pengiriman beras impor di sejumlah daerah di Indonesia untuk menjaga stok pangan akibat gejolak cuaca El Nino yang memicu kekeringan di sejumlah tempat. "Sudah (beras impor masuk). Ada di banyak pelabuhan, bukan hanya Jakarta," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut JK, pelaksanaan impor beras dilakukan untuk memenuhi persediaan stok beras di beberapa daerah di Indonesia akibat panen yang mundur karena kekeringan. Menurut data dari Bulog, sejumlah daerah telah menerima beras luar negeri untuk persediaan.
Baca: Aburizal Bakrie: Posisi KMP Posisi Sahabat
"Yang paling penting pemerintah menyiapkan cadangan (beras) nasional yang cukup. Nah termasuk dari impor tidak apa-apa," kata JK. Wapres menjelaskan kekeringan pada Agustus hingga November 2015 memicu mundurnya masa panen gabah sehingga persediaan beras untuk tahun depan berkurang.