Kamis 26 Nov 2015 20:31 WIB

'Penggantian MKD oleh Golkar Sebagai Reaksi Taktis'

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah aktivis memakai topeng Ketua DPR Setya Novanto saat berunjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (24/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sejumlah aktivis memakai topeng Ketua DPR Setya Novanto saat berunjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegaduhan politik antara koalisi dan oposisi di DPR dinilai kian meruncing. Hal itu tecermin dalam susunan anggota MKD dari KIH dan KMP.

Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens mengatakan, menjelang sidang yang digelar pekan depan, masing-masing kubu pun saling mengatur strategi dan memperkuat formasi. 

"Ini benar-benar pertandingan antarkubu," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (26/11).

Penguatan formasi pun telah dilakukan oleh PDIP, Nasdem dan Golkar. Menurut Boni, saat kubu lawan memasukan kader-kader terbaiknya, maka kubu lainya pun akan melakukan hal yang sama.

"Penggantian anggota MKD dari golkar adalah reaksi taktis," kata dia. Reaksi ini ditempuh setelah PDIP dan Nasdem melakukan penggantian anggota MKD.

Menurut dia, tentu reaksi itu dilakukan karena Golkar tidak ingin Setya Novanto menjadi bulan-bulanan yang ditekan dan dipojokan saat sidang MKD. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement