REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kereta Api (KA) Cepat Bandung-Jakarta akan menerapkan teknologi Driverless (tanpa pengemudi/masinis) dan Safety Indeks Level IV dari Tiongkok.
Menurut Direktur Utama Kereta Api Cepat Indonesia-Cina, Hanggoro, penerapan driverless tersebut tetap akan memperhatikan dari sisi psikologi.
"Jadi, nantinya masih ada driver yang bertugas buka tutup pintu, mengawasi penumpang, memantau situasi di jalur ada apa," ujar Hanggoro, disela-sela Seminar Institution of Railway Signal Engineer, di Kota Bandung, Kamis (26/11).
Hanggoro mengatakan, teknologi Safety Index Level IV tersebut memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya tidak ada lagi ruang bagi kecelakaan yang disebabkan oleh human error. Safety indeks level ini, tertinggi di dunia dan baru negara Cina saja yang menggunakan.
"Kelebihannya semua faktor diperhitungkan sehingga tidak ada 'space' untuk human errors," katanya.
Menurut Hanggoro, teknologi train control di Indonesia dimulai dengan pemasangan ATP (automatic train protection) yakni sebuah teknologi train control yang dapat mengendalikan kereta api secara otomatis apabila terjadi kelalaian masinis. Sehingga, kereta api tidak akan melanggar sinyal.
Saat ini, kata Hanggoro, pihaknya terus berbenah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang terlibat dalam pembuatan kereta api cepat Bandung-Jakarta ini. Pihaknya akan terus berupaya memperbaiki membangun SDM dengan cara menyekolahkan pegawai lagi atau magang di luar negeri.
Hanggoro mengatakan, ground breaking proyek pembangunan Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta ditargetkan akan dimulai pada April 2016. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sangat mendukung atas penugasan dan pembangunan KA cepat ini. Karena, dengan pembangunan kereta api cepat ini maka koridor Bandung-Jakarta bisa lebih cepat lagi.
"Manfaat bagi seluruh masyarakat di sepanjang koridor ini," katanya.
Dikatakan Hanggoro, beberapa perizinan dan rekomendasi sedang diproses baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan ataupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.