REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Desa Tompu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, ditetapkan sebagai pusat pengamatan gerhana matahari total (Total Solar Eclipse - TSE) pada 9 Maret 2016.
"Pusat pengamatan akan difokuskan di Desa Tompu, Kabupaten Sigi. Ribuan wisatawan telah terdaftar akan menikmati peritiwa alam yang langka itu," kata Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah Siti Norma Mardjanu di Palu, Rabu.
Ia mengatakan dari desa tersebut wisatawan mancanegara dan nasional bisa menyaksikan langsung TSE. Semua wisatawan akan dijemput dan nantinya diarahkan ke desa tersebut oleh tim pemandunya masing-masing.
Saat ini, urai dia, sudah ada 3.000 wisatawan mancanegara dari berbagai negara yang mendaftarkan diri pada asosiasi pengusaha perjalanan wisata (Asita) untuk menghadiri kegiatan TSE di Desa Tompu tersebut.
Ia menjelaskan bahwa penentuan lokasi tersebut berdasarkan permintaan dari wisatawan yang akan melihat gerhana matahari karena berdasarkan survey yang dilakukan oleh wisatawan dan Asita, gerhana dapat terlihat secara jelas dari desa tersebut.
Selain itu, masyarakat Desa Tompu yang tergolong sebagai masyarakat komunitas adat terpencil atau suku pedalaman, menarik bagi wisatawan untuk melihat langsung keunikan budaya Kaili lewat masyarakat tersebut.
"Wisatawan ingin melihat khanasah budaya Kaili serta ingin melihat langsung masyarakat terpencil atau suku pedalaman," ujar Norma.
Pelaksanaan TSE di desa tersebut telah mendapat rekomendasi dari Bupati Kabupaten Sigi bahkan pemkab setempat menyediakan lahan seluas 5 hektare untuk pelaksanaan TSE.
Selain itu, Dinas Pariwisata dan Hasan Basuan Institut akan menggelar karnaval, atraksi budaya, gebyar budaya dan pertunjukkan seni dan tari-tarian untuk menghibur para wisatawan mancanegara dan nasional.
Ikuti Whatsapp Channel Republika