Rabu 25 Nov 2015 14:16 WIB

Waria Cipayung Sempat Teriak Minta Tolong

Rep: C30/ Red: Ilham
Pembunuhan (ilustrasi)
Pembunuhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muchamad Jainul Arifin (24 tahun), saksi pembunuhan seorang waria di Cipayung Jakarta Timur, mendengar teriakan minta tolong saat dirinya tengah asyik menonton sepakbola sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu (25/11). Teriakan tersebut memecah konsentrasinya dan bergegas mencari sumber suara.

Saat membuka pintu terlihat beberapa warga sudah berkumpul di samping rumahnya. Namun karena kondisi gelap sekitar pukul 01.00 WIB, Arif tak memperhatikan jelas ada siapa saja. Bermodalkan balok kayu, Arif berlari menaiki anak tangga menuju sumber suara.

"Kejadiannya di jalan raya depan rumah, dari sana masih agak jauh sekitar 20 menter," kata Arif, saat ditemui Republika.co.id di kediamannya, Jalan Remaja, RT 1 RW 1 No.38, Kelurahan Cipayung.

Arif yang masih menggunakan kaos oblong malam itu langsung saja menaiki anak tangga. Tak berapa lama sesampainya di pinggiran jalan raya, sepeda motor berwarna putih (beat putih) melintas di depan Arif. Arif yang curiga pengguna speda motor tersebut adalah pelaku kejahatan langsung saja melemparkan balok yang dibawanya. "Buk!" seperti itulah kira-kira Arif mendengar suara, menandakan lemparannya mengenai sasaran.

"Aku enggak tahu persis apa yang kena, yang jelas motor sempat oleng sebentar kemudian ngebut lagi," kata Arif yang saat ini masih bekerja sebagai satpam di kampus ISTN Jakarta Selatan.

Karena kondisi lampu jalan yang mati, Arif tak dapat mengenali ciri-ciri pengedara sepeda motor itu. Arif menebak, pelaku dua orang menggunakan motor beat butih dengan kecepatan tinggi, dan pria yang bonceng menggunakan baju abu-abu dan penutup kepala.

Setelah itu Arif berbegas menghampiri asal teriakan, Arif melihat korban terhuyun-huyun mencoba bangun lalu roboh kembali. Setelah mendekati korban, Arif dapat melihat dengan jelas waria itu menggunakan kaos ketat berwarna coklat dan celana pendek hitam sekitar satu jengkal di atas lutut. "Banyak darah yang mengucur dari kaki kirinya, tapi aku belum tahu kalau itu luka tusuk," kata Arif

Lantas Arif meminta para warga yang ada di tempat kejadian untuk membawa korban ke bahu jalan. Kemudian Arif berbegas ke rumahnya mengambil motor dan melaporkan kejadian di Polsek Cipayung.

Akibat pendarahan karena luka tusuk di bagian dada, nyawa korban tak dapat diselamatkan. Arif tidak menyangka jika teriakan tersebut berujung pada pembunuhan. Biasanya, menurut Arif, jalanan sepi tersebut memang menjadi mangsa empuk untuk aksi kejahatan rampok, begal, todong, tapi kalau sampai pembunuhan baru kali ini. Kondisi jalanan yang sepi dan juga lampu jalan yang padam sehingga memuluskan aksi kejahatan.

Arif kemudian dibawa oleh polisi untuk dimintai keterangan. Saat ini status Arif sebagai saksi. "Ini aku baru pulang dari kantor polisi semalam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement