Rabu 25 Nov 2015 14:10 WIB

Dinilai Lecehkan Budaya Sunda, Habib Rizieq Dilarang ke Jabar

Rep: arie lukihardianti/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Berbagai organisasi Sunda yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat, geram terhadap Habib Rizieq. Karena, pimpinan FPI tersebut, dinilai telat menghina dan melecehan budaya sunda. Dalam sebuah acara di Purwakarta beberapa waktu lalu, Habib Rizieq  telah memplesetkan salam orang Sunda  'sampurasun' menjadi 'campur racun'.

Aliansi Masyarakat Sunda menggugat sendiri, dimotori oleh Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Jawa Barat. Sejumlah organisasi masyarakat Sunda, ikut bergabung dalam aliansi ini. Di antaranya, Sundawani, Forum Ki Sunda, Badan Musyawarah Sunda (Banmus) dan lain-lain.

Semua Ormas Sunda, tersebut,  sepakat melarang Habib Rizieq masuk ke Jawa Barat dan menuntut Habib Rizieq Shihab meminta maaf secara terbuka. (baca: Habib Rizieq Diminta Minta Maaf)

Menurut Ketua AMS Jabar Noeriy Ispandji Firman, orang Sunda memang tidak suka berselisih. Tetapi, ketika diganggu dan diusik maka orang Sunda juga bisa melawan. Salam Sampurasun, bagi orang Sunda memiliki arti hormat dan merupakan sebuah doa.  "Kami sepakat melarang Habib masuk ke Jabar," ujar Noeriy kepada wartawan,  di Kantor AMS Jalan Braga Bandung, Rabu (25/11).

Noeriy menjelaskan, kejadian bermula ketika Habib Rizieq diundang berceramah di Purwakarta pada Senin (15/11). Di dalam ceramahnya Habib Rizieq mengubah salam khas Sunda, Sampurasun menjadi Campur Racun. Sehingga, masyarakat Sunda tersinggung.

Aliansi Masyarakat Sunda menggugat, kata dia, melaporkan Habib ke Polda Jabar, Selasa (24/11) dengan tuduhan melanggar Undang-undang ITE. Karena, di dalam video ceramah Habib, menampilkan pelecehan terhadap budaya Sunda. Sampurasun sendiri, kata dia, bagi orang Sunda adalah salam hormat dan doa. Sekarang, diplesetkan oleh seorang tokoh. "Tidak pantas, apalagi itu disampaikan di tanah Sunda, di Purwakarta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement