Selasa 24 Nov 2015 03:00 WIB
Serangan Teror Paris

Cegah Efek Serangan Teror Paris, Intelijen Bali Mulai Proaktif

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indah Wulandari
Wakapolri Komjen Budi Gunawan meninjau kesiapan personel saat melakukan kunjungan kerja ke Mapolda Bali, Kamis (19/11).
Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Wakapolri Komjen Budi Gunawan meninjau kesiapan personel saat melakukan kunjungan kerja ke Mapolda Bali, Kamis (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali khawatir aksi terorisme di Paris, Prancis beberapa waktu lalu merambah ke Indonesia, khususnya Bali.

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengatakan pemerintah pusat menaruh perhatian khusus.

"Teknologi mereka (teroris) semakin canggih. Keamanan saat ini perlu memperkuat fungsi intelijen untuk deteksi dini," kata Pastika di Denpasar, Senin (23/11).

Selain mengoptimalkan kinerja aparat di Bali, intelijen juga bisa merangkul tokoh dan pemuka di komunitas masyarakat. Bali saat ini, kata Pastika masih terlihat aman dan tenang, namun situasi ini hendaknya tak membuat aparat dan masyarakat menjadi lengah.

Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Bali, Brigjen TNI Eddy Kristanto menambahkan pencegah aksi terorisme dalam waktu dekat akan diperketat, khususnya menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di enam kabupaten dan kota di Bali.

"BIN Bali sudah meninjau langsung ke wilayah yang akan melaksanakan pesta demokrasi ini, khususnya Denpasar, Karangasem, Tabanan, dan Jembrana," katanya.

Pelaksanaan pilkada serentak menjadi perhatian nasional. Patroli bersama dilakukan untuk medeteksi kerawanan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya. Contoh deteksi tersebut dengan melakukan razia tanda pengenal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement