Senin 23 Nov 2015 17:50 WIB

Alami Delay Panjang, Kemenhub Panggil Lion Air

Rep: M. Nuryamsyi/ Red: Citra Listya Rini
Maskapai Lion Air.
Foto: Reuters
Maskapai Lion Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) angkat suara atas keterlambatan atau delay pesawat Lion Air rute Jakarta-Makassar dengan nomor penerbangan JT 898 di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (21/11) lalu.

Kapuskom Kemenhub JA Barata mengatakan, insiden delay sejatinya dapat terjadi pada maskapai mana pun, tak terkecuali Lion Air. Namun, delay yang terjadi Sabtu lalu, ia katakan, terlalu panjang hingga menimbulkan sejumlah permasalahan di Bandara Soekarno-Hatta tersebut.

"Kejadian ini juga berakibat beberapa penerbangan menjadi tertunda, kemudian terjadi juga penumpang yang mencoba masuk ke pesawat yang bukan ke pesawatnya sehingga menimbulkan permasalahan di lapangan," katanya di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/11).

Ia menjelaskan, Lion Air berupaya melakukan pergantian pesawat dengan kapasitas lebih besar, karena menurut hasil laporan yang disampaikan, pesawat tersebut memiliki kapasitas 215 penumpang, namun jumlah penumpang saat check in sudah mencapai 300 lebih. Menurutnya, kelebihan tidak mungkin terjadi lantaran jumlah penumpang harus sesuai dengan tempat duduk dalam suatu kapasitas pesawat.

Hal ini yang membuat Lion Air berusaha melakukan pergantian ke pesawat yang lebih besar. Ia menilai, kondisi perubahan penggantian pesawat tidak diantisipasi sebelumnya, melainkan baru dilakukan pada saat kejadian, hal ini yang membuat delay panjang.

Namun, untuk mengganti pesawat, Lion harus mendapat pemberian persetujuan tebang atau flight approval (FA) yang seharusnya dilakukan minimal satu hari sebelumnya, hal ini yang tidak dilakukan Lion. FA sendiri bersifat online, dimana apabila ada persyaratan yang tidak dipenuhi, maka FA tidak bisa diberikan.

Menindaklanjuti insiden tersebut, Kemenhub sudah melaporkan kronologi dan hasil investigasi yang akan dibawa ke rapat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub. Nantinya, akan dianalisis secara keseluruhan apakah dalam mengelola penumpang Lion Air melakukan kesalahan hingga menyebabkan over kapasitas yang bisa berujung pada pengurangan rute Lion Air.

"Lion ikut serta dipanggil untuk memberi keterangan-keterangan yang diperlukan dengan semua aspek dari angkutan udara, kelaikan, navigasi. Mungkin setelah rinci akan dianalisis, butuh waktu kira-kira seminggu," sambung dia.

Barata menambahkan, kepada maskapai yang sudah menyusun SOP masalah delay harus dilakukan secara baik karena tidak hanya cukup dengan memberikan kompensasi, melainkan juga kebutuhan mendapatkan informasi secara intens.

Sebelumnya, Manajemen Lion Air meminta maaf atas keterlambatan ataudelay pesawat rute Jakarta-Makassar dengan nomor  penerbangan JT 898 di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (21/11) kemarin.

"Pada tanggal 21 November 2015 telah terjadi delay penerbangan jurusan CGK-UPG dengan nomor penerbangan JT 898 dimana kami melakukan pergantian tipe pesawat dari narrow body menjadi wide body," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait dalan siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/11).

Namun, ia melanjutkan, dalam proses pengurusan izin penerbangannya telah terjadi miskoordinasi di internal. Kondisi tersebut menyebabkan jadwal penerbangan tidak bisa dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan. "Atas kejadian ini kami mohon maaf kepada para penumpang kami atas kejadian tersebut," katanya.

Pesawat Lion Air rute Jakarta-Makassar pada Sabtu (21/11) mengalami keterlambatan hingga enam jam. Pesawat tersebut dijadwalkan terbang pada pukul 05.00 WIB, tetapi baru dapat terbang pada pukul 11.00 WIB. Kondisi ini membuat para penumpang mengamuk hingga masuk ke landasan pacu pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement