Senin 23 Nov 2015 17:17 WIB

Peneliti Keanekaragaman Hayati Indonesia Didominasi Asing

Rep: C97/ Red: Nur Aini
penelitian (ilustrasi)
penelitian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peneliti keanekaragaman hayati Indonesia masih didominasi pihak asing. Hal ini terlihat pada sejumlah aktivitas penelitian yang saat ini tengah berlangsung.

Peneliti Biologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rosichon Ubaidillah mengatakan, hingga 2013, tren penelitian asing di Indonesia paling banyak di bidang biologi. "Saya kira karena kekayaan sumber daya hayati tersebut," kata Ubaidillah dalam workshop pengembangan kurikulum Biologi di Fakultas Biologi UGM, Senin (23/11).

Sekitar 250 ribu hingga 30 ribu spesies tumbuhan berpotensi sebagai sumber pangan dan pakan. Bahkan, lebih dari 20 ribu sumber daya hayati berpotensi sebagai bahan obat-obatan tradisional dan modern. Namun, baru 12 persen tanaman dan lima spesies hewan yang dikembangkan sebagai sumber pangan. Hasil eksplorasi tersebut juga kebanyakan dilakukan oleh peneliti asing.

Ia menyebutkan, bidang penelitian selanjutnya yang paling banyak dilakukan oleh peneliti asing adalah ekologi dan primatologi. Peneliti asing juga melakukan penelitian di bidang zoologim, antropologi, arkeologi, oseanografi, arsitektur, vulkanologi, dan paleoseismologi. Para peneliti asing tersebut paling banyak berasal dari Amerika Sertikat, Jepang, dan Jerman. "Sekitar 22 persen dari Amerika dan 15 persen dari Jepang," katanya.

Ubaidillah mengatakan masih banyak keanekragaman hayati yang harus diteliti, khususnya oleh peneliti asli dari Indonesia. Ia menilai Indonesia memerlukan banyak peneliti di bidang biologi. Oleh karena itu, penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dari lulusan bidang biologi adalah kunci utama meningkatkan nilai tambah sumber daya hayati. "Kita memerlukan SDM handal untuk melakukan penelitian dari kekayaan mega diversity," katanya.

Ia menambahkan kebutuhan SDM yang handal di bidang biologi diharapkan membuka peluang makin banyak tersedianya bahan obat-obatan, vaksin, pangan, dan energi sehingga industri berbasis sumberdaya biologi makin berkembang. "SDM yang berkualitas sangat bertumpu pada universitas yang memiliki kurikulum yang dinamis dan searah dengan pembangunan nasional," paparnya.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM Budi Setyadi Daryono mengatakan Fakultas biologi tengah melakukan pengembangan kurikulum. Perubahan kurikulum nantinya memberi ruang lebih banyak bagi mahasiswa dalam menguasai keterampilan berkomunikasi, keterampilan bahasa, problem solving, profesionalisme, pembelajar sepanjang hayat, pengayaan ilmu lintas disiplin, serta mengintegrasikan ekstrakurikuler ke dalam kurikulum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement