Senin 23 Nov 2015 14:37 WIB

Kementerian BUMN Siapkan Konsep Pengembangan Industri Pariwisata

Wisatawan mengunjungi destinasi wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Jumat (20/11).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wisatawan mengunjungi destinasi wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Jumat (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN medorong sinergi perusahaan milik negara di bidang pariwisata dan transportasi untuk meningkatkan kinerja korporasi sekaligus mendukung pengembangan industri pariwisata nasional.

"Konsep sinergi ini ditekankan pada dua hal yaitu tangible dan intangible, dengan meningkatkan aksesibilitas ke lokasi-lokasi pariwisata dan pengembangan fasilitas layanan wisata secara langsung," kata Deputi Bidang Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementerian Edwin Hidayat, di Jakarta, Ahad (22/11).

Sinergi tersebut meliputi tiga BUMN Pariwisata yaitu PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development (ITDC).

Sedangkan BUMN Transportasi terdiri atas PT Angkasa Pura II, PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Pelindo I-IV, PT Pelni dan Damri.

Menurut Edwin, dari sisi tangible attraction, BUMN Pariwisata harus meningkatkan fasilitas seperti pengelolaan Candi Borodur, pantai Nusa Dua Bali yang disesuaikan dengan kawasan sekitarnya dengan memanfaatkan konektivitas.

"Pengembangan kawasan tidak lagi berada di satu lokasi, tetapi sudah melebar karena misalnya, mendapat dukungan fasilitas bus feeder dari Damri," ujarnya.

Demikian juga sinergi dengan maskapai penerbangan dan kapal laut serta kereta api, akan sangat efektif membuka konektivitas area-area pariwisata.

"Ketersediaan moda transportasi yang aman dan merata menjadi bagian penting dalam mengembangkan industri pariwisata tidak hanya yang terkait dengan yang dikelola BUMN tetapi pariwisata secara nasional," tegasnya.

Selanjutnya tambah Wahyu, dari sisi intangible attraction, BUMN Pariwisata bisa ikut serta mengembangkan seni dan kebudayaan serta kearifan lokal untuk ditawarkan kepada wisatawan.

"Bangunan tradisional, budaya dan kearifan lokal memiliki nilai jual yang tinggi untuk dikembangkan lebih jauh sehingga dapat meningkatkan peran BUMN Pariwisata terhadap perekonomian nasional," katanya.

Ia mencontohkan, saat ini yang digalakkan juga adalah kerja sama dengan PT Sarinah (Persero), untuk ikut mempromosikan benda-benda seni tinggi termasuk batik nusantara dengan membuka "batik centre".

"Tidak cukup sesama BUMN, sinergi juga harus diperkuat dengan menggandeng para Pemda yang juga berkepentingan meningkatkan pariwisata di wilayahnya," ujarnya.

Intinya, kata Wahyu, banyak BUMN yang bisa dikaitkan dengan pariwisata misalnya, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang menghasilkan teh, kopi, Lawang Sewu dan Musium Ambarawa miliki KAI, termasuk pengelolaan kawasan wisata oleh Perhutani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement