REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Memasuki musim pancaroba, bencana longsor mulai melanda Kabupaten Kuningan. Kewaspadaan pun terus ditingkatkan mengingat saat ini hujan hampir setiap hari mengguyur Kota Kuda.
''(Sejak musim pancaroba), longsor sudah terjadi sekitar tiga kali di Kabupaten Kuningan,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, akhir pekan kemarin.
Adapun peristiwa longsor tersebut di antaranya berupa amblasnya pagar sebuah sekolah dan amblasnya tembok penahan tebing (TPT) di Dusun Banjaran, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana pada Kamis (19/11).
Longsor yang melanda TPT di Desa Jabranti itu menyebabkan jalan utama di desa tersebut turut terkikis tebingnya. Karenanya, jalan di lokasi itupun hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Sedangkan, mobil harus berputar arah.
''Tapi sekarang dinas terkait sudah melakukan perbaikan,'' ujar Agus.
Agus menjelaskan, saat ini wilayah Kabupaten Kuningan hampir setiap hari diguyur hujan. Padahal, saat ini baru memasuki pancaroba dan belum masuk musim penghujan.
Menurut Agus, untuk Kabupaten Kuningan, bencana yang paling harus diwaspadai saat musim penghujan adalah longsor. Ia mengatakan pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan terjadinya longsor, di antaranya dengan menyebar sukarelawan di setiap desa yang dipetakan rawan bencana longsor.
Para sukarelawan tersebut dibekali peralatan komunikasi supaya mereka secepatnya melaporkan ke kantor BPBD Kuningan saat terjadi bencana. Dengan demikian, penanganan bencana dapat segera dilakukan.
Adapun daerah-daerah di Kabupaten Kuningan yang rawan longsor itu terletak di wilayah Kuningan selatan, di antaranya Kecamatan Darma, Selajambe, Subang, Cilebak, Ciwaru, Karangkancana, Ciniru, Hantara, dan Maleber.