REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sedikitnya 110 warga asal Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar) menderita gangguan jiwa. Kasus ini, cukup tinggi di banding kecamatan lainnya. Masyarakat yang mengalami depresi tersebut, mayoritas berusia produktif.
Kepala UPTD Puskesmas Tegalwaru, Kamilah, mengatakan, data tersebut terkumpul selama 2015 ini. Jadi, setahun terakhir pihaknya melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga. Hasilnya, ada 110 warga yang mengalami gangguan jiwa. Mereka, kini telah ditangani oleh pemkab. "Penanganannya, ada yang diobati serta dirawat di RSJ Cisarua. Tergantung kondisi masing-masing," ujar Kamilah, kepada Republika.co.id, Ahad (22/11).
Menurut Kamilah, penanganan terhadap warga yang mengalami gangguan jiwa ini dilakukan sejak ada instruksi langsung dari bupati. Awalnya, para warga ini hanya dibiarkan oleh keluarganya. Bahkan, sampai ada yang dipasung dan diasingkan.
Atas kondisi itu, bupati merasa prihatin. Lalu, meminta petugas Puskesmas untuk melakukan penyisiran ke setiap rumah. Hasilnya, ada 110 warga yang telah tertangani. Meskipun, di lapangan selalu ada kendala. Seperti, penolakan dari pihak keluarga. "Kami harus membujuk keluarga, supaya mau menyerahkan warga yang gila tersebut untuk diobati," ujarnya.
Berdasarkan catatannya, penyebab mereka mengalami depresi ini bervariasi. Ada yang disebabkan, karena himpitan ekonomi, frustasi, penyakit epilepsi, scizhoprenia ataupun faktor genetik.
Saat ini, lanjutnya, setiap pasien yang hendak berobat ke puskesmas, akan diperiksa kejiwaannya. Khawatir mereka mengalami depresi. Bila tak segera diantisipasi, maka bisa menimbulkan gangguan kejiwaan.