REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah tidak berdampak pada tingginya harga beras di pasaran tradisional. Para pedagang beras pun berharap beras impor tak beredar di pasaran.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Pasar Baru Indramayu, Kamis (19/11), harga beras premium kualitas I mencapai Rp 11 ribu per kg, beras premium kualitas II Rp 10.500 per kg dan beras premium kualitas III Rp 10 ribu per kg. Sedangkan, beras medium kualitas I saat ini dijual seharga Rp 9.500 per kg dan beras medium kualitas II Rp 9 ribu per kg.
Harga semua jenis beras tersebut masih sama seperti pekan pertama September 2015. “Harga beras masih stabil,” ujar pemilik kios beras Alaydroes di Pasar Baru Indramayu, Wahyudi.
Hingga saat ini, beras impor belum masuk ke pasar tradisional. Jika beras impor sampai masuk ke pasaran, maka hal itu akan merusak harga beras lokal.
Pasokan beras lokal dari petani saat ini masih mencukupi kebutuhan pasar. Saat ini, stok beras di tangan para pedagang pun masih menumpuk. Pasokan gabah di tingkat petani pun masih mencukupi. “Kasihan kalau beras impor sampai masuk pasar,” katanya.
Apalagi, Wahyudi mengakui, saat ini sepi pembeli. Dalam kondisi normal, Wahyudi bisa menjual satu hingga dua ton beras per hari. Tapi saat ini, beras yang terjual hanya sekitar lima kuintal per hari.
Selain di pasar, seretnya penjualan beras pun dialami para pemilik warung eceran. Beras sekarung yang biasanya habis terjual dalam waktu dua sampai tiga hari, kini baru habis sekitar 10 hari. “Para pelanggan mengurangi pembelian beras,” tutur Wahyudi.
Tak hanya di Kabupaten Indramayu, stabilnya harga beras juga terjadi di Kota Cirebon. Pedagang beras di Pasar Pagi Kota Cirebon Udin menurutkan, harga beras kualitas I dijual seharga Rp 10.500 per kg, kualitas II Rp 9.500 per kg dan kualitas III dijual Rp 8.500 per kg.
Saat disinggung mengenai beras impor yang sudah masuk ke Indonesia, Udin berharap beras tersebut tidak masuk ke pasaran. Karena, pasokan dari petani masih berlebih.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya di pasar yang sama, Fadillah. Dia menyatakan, jika Bulog melakukan operasi pasar dengan beras impor, maka harga beras di pasaran akan jatuh. Padahal, pedagang membeli beras tersebut dengan harga yang tinggi.