REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banyaknya sampah di Kota Bandung tidak mampu diangkut secara keseluruhan dalam satu hari. Semakin meningkatnya volume sampah menjadikan pengangkutannya baru bisa dilanjutkan esok hari.
Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Dedi Nurdiana mengatakan tidak optimalnya pengakutan sampah karena cuaca yang tidak bersahabat. Pada musim penghujan kondisi pengakutan banyak tertunda. Sebab kondisi jalan menuju TPA Sarimukti cukup rawan dan licin. Akibatnya truk sampah harus ekstra hati-hati dan tidak bisa terburu-buru.
Mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, kerap terjadi kecelakaan truk sampah yang tergelincir. Pihaknya meminimalisir hal tersebut, dengan memberi jeda setiap truk untuk buang sampah.
"Selain karena TPA nya tidak buka 24 jam, kita beri jeda setiap truk untuk buang sampah. Sehingga truk kembali ke kota Bandungnya agak lambat. Yang biasanya sampah diangkut dari TPS jam 7 dan jam 11, kini untuk siang bisa jam 2 baru terangkut," jelasnya di Kantor PD Kebersihan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/11).
Selain itu ia menyebutkan truk pengangkut sampah sudah dikerahkan maksimal dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang dimiliki. Namun hanya dapat mengangkut sekitar 1.200 ton sampah perharinya. Sementara volume sampah mencapai 1.500 ton dalam satu hari.
"Memang yang tidak terangkut di hari itu sekitar 300 ton. Baru keesokannya bisa terangkut," katanya.
Menurutnya, truk yang dimiliki tidak bekerja penuh selama 24 jam. Sebab Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga tidak buka secara penuh dalam satu hari sehingga truk sampah hanya bekerja dalam waktu-waktu tertentu.
Selain itu, truk sampah yang dimiliki PD Kebersihan tidak semua dapat digunakan. Dari 105 truk sampah yang dimiliki hanya 96 unit yang beroperasi. Sisanya rusak dan tidak layak digunakan mengangkut sampah warga.
Ia menambahkan satu truk sampah hanya mampu menampung 4 ton sampah. Dengan volume sampah yang besar truk harus mengakut sampah hingga 200 rit per harinya. Ia mengataan sebelumnya sudah ada bantuan dari pemkot, namun ada kendala yang membuat truk bantuan tidak dapat beroperasi. Truk yang ada tidak memiliki mesin penekan sampah.
"Dulu ada bantuan truk sampah dengan komplektor (mesin press sampah) dari Gubernur Jabar. Namun ketika saya cek, tidak ada satu pun yang jalan (berfungsi)," ujarnya.
Dengan menggunakan mesin tersebut, ia yakin dapat meningkatkan kapasitas sampah yang diangkut dalam satu truk hingga dua kali lipat. Biasanya hanya mengangkut empat ton bisa bertambah hingga delapan ton.
Ia berharap Pemerintah Kota Bandung dapat membantu pengadaan truk sampah untuk meningkatkan kinerja pengangkutan. Idelanya untuk mengangkut sampah Kota Bandung diperlukan minimal 150 unit truk. Pihaknya sudah mengajukan pembelian truk komplektor kepada Pemkot Bandung. Rencananya pengadaan truk ini baru dapat terealisasi pada 2016 mendatang.
Sebagai antisipasi jika tidak bisa terbeli yang baru, ia akan menyewa truk dari pihak swasta. Hal ini untuk meningkatkan pengangkutan sampah agar tidak semakin menumpuk. Harga sewa truk semacam ini sekitar Rp. 570 ribu per rit –nya.
Dengan menyewa, pihaknya tidak perlu memikirkan soal perawatan truk maupun mesin, tidak perlu membayar supir dan lainnya. Karena truk serupa perawatannya pun cukup mahal.