Senin 16 Nov 2015 16:51 WIB

Kasus Kekerasan pada Anak di Kabupaten Bandung Meningkat

Rep: c12/ Red: Friska Yolanda
ilustrasi Kekerasan Anak
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
ilustrasi Kekerasan Anak

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Bandung meningkat 10 persen jika dibandingkan tahun lalu. Kebanyakan, kasus terjadi pada anak usia 11-15 tahun, terutama mereka yang masih duduk di bangku SMP. 

Kepala Bidang Perlindungan Anak BKBPP Kabupaten Bandung Haslili Lindayani menuturkan, pada 2013, ada 10 kasus kekerasan pada anak dengan total 18 korban. Pada 2014, total kasus yakni delapan dengan 42 korban. 

Sedangkan pada tahun ini, terhitung sampai Oktober kemarin, jumlahnya mencapai 17 kasus dengan 40 korban. Korban yang duduk di bangku SMP tergolong lebih banyak ketimbang korban yang duduk di bangku SD.

"Meningkat dari laporan yang sampai ke kami, sekitar 10 persen," ujar dia, Senin (16/11).

Dari kasus kekerasan yang terjadi pada anak, kasus pelecehan seksual menjadi yang terbanyak. Parahnya, pelakunya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak.

"Kalau banyaknya sih pelecehan. Ada juga kekerasan antartemannya, teman sekolah," katanya.

Pelecehan tersebut sebenarnya tidak terjadi di area sekolah, melainkan di luar sekolah. Bentuk pelecehan tersebut yakni perabaan tubuh anak perempuan oleh teman laki-lakinya. Bahkan, di tahun ini, ada kasus yang pelakunya adalah gurunya sendiri.

Penyebab kondisi ini adalah karena pengaruh lingkungan yang dianggap rentan memicu terjadinya kekerasan seksual pada anak. Keadaan pergaulan di lingkungan masyarakat, dinilai sangat berpengaruh terhadap diri seorang anak.

"Faktor eksternalnya ini yang sangat rentan terjadinya kekerasan pada anak," ujar dia.

Untuk mengurangi angka kekerasan terhadap anak, terutama pada kasus pelecehan seksual, pihaknya telah melakukan pembinaan kepada para keluarga. Namun, ia mengakui, tentu ada saja segelintir warga yang menjadi pemicu munculnya kasus kekerasan terhadap anak.

"Kita sudah bina. Warga mungkin sudah solid, tapi ada saja satu-dua orang yang memang cikal-bakalnya dari mereka ini," kata dia.

Pergaulan remaja di wilayah Kabupaten Bandung sendiri, menurut dia, sudah tergolong baik. Sebab, banyak kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung yang melibatkan pemuda. 

Namun ia mengakui, bagaimanapun langkah yang dilakukan pemerintah tentu harus dikembalikan ke tiap individu. "Kembali ke orangnya lagi. Bisa enggak dia menyalurkan kreativitasnya ke arah yang positif," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement