Senin 16 Nov 2015 01:14 WIB

Purbalingga Kekurangan Ribuan Guru

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
 Seorang guru mengajar di depan siswanya yang duduk di lantai akibat tidak memiliki meja dan kursi di SMU Negeri Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (5/1). (Antara/M Rusman)
Seorang guru mengajar di depan siswanya yang duduk di lantai akibat tidak memiliki meja dan kursi di SMU Negeri Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (5/1). (Antara/M Rusman)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setiyadi menyatakan jumlah guru di daerah itu masih sangat kurang. Kekurangan membuat para guru mengajar hingga dua kelas. Bahkan, banyak guru kelas merangkap jadi guru olah raga, atau sebaliknya.

Jumlah guru di Kabupaten Purbalingga saat ini tercatat sebanyak 9.270 orang. Sebanyak 5.400 orang diantaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), sisanya guru non PNS yang terdiri dari PTT, GTT dan tenaga kependidikan.

''Dalam kondisi seperti ini, pemerintah pusat menyatakan kebutuhan guru secara nasional sudah terpenuhi sehingga pada program rekrutmen PNS tahun 2014, Purbalingga hanya mendapat jatah 15 orang saja,'' katanya dalam seminar pendidikan di Purbalingga, Sabtu (14/11).

Berdasarkan perhitungannya, kebutuhan tenaga guru di Purbalingga masih sangat besar. Menurutnya, khusus untuk jenjang SD dan SMP, pihaknya masih kekurangan sebanyak 1.033 guru. ''Jumlah tersebut dihitung berdasarkan jumlah rombongan belajar (rombel) dan mata pelajaran (mapel) serta guru mapel,'' katanya.

Dia menyebutkan, beban kerja guru yang ada sekarang menjadi sangat berat. Dalam PP No 74 tahun 2008 disebutkan, seorang guru minimal mempunyai beban kerja sebanyak 24 sampai 40 jam. Akan tetapi, beban kerja guru saat ini sudah lebih dari itu.

Apalagi, kata dia, banyak guru yang juga harus mengurus proyek sekolah. ''Saat ini, tugas tambahan guru/kepsek harus mengurus proyek DAK, proyek Bansos, belum lagi proyek yang bersumber dari APBD kabupaten dan provinsi. Hal ini menyebabkan banyak guru tidak fokus kepada tugas utama sebagai pengajar/pendidik,'' terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement