Ahad 15 Nov 2015 19:44 WIB

Intip Dampak Negatif dari Pernikahan Dini

Rep: c12/ Red: Karta Raharja Ucu
Pernikahan  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pernikahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Bandung Barat, ternyata juga memicu melejitnya jumlah perceraian. Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) KBB, Asep Ilyas, penyebab perceraian itu karena pasangan suami istri masih berusia muda dan kurang mampu mengontrol diri.

Menurut Asep, ketika diterpa persoalan, pasutri usia muda memilih berpisah. "Ini karena mereka belum pada taraf usia dewasa," ujar dia di Bandung Barat, kemarin.

Dampak lainnya, yakni pada angka kelahiran bayi. Karena, pernikahan dini juga berpotensi pada terjadinya kegagalan saat melahirkan.

Karena itu, saat ini BP3AKB KKB sedang mengupayakan memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari pernikahan dini. BP3AKB KKB pun menggandeng Kementerian Agama KBB untuk mengadakan berbagai pelatihan, khususnya lewat bimbingan agama, soal pernikahan dini.

(Baca Juga: Kenapa Banyak Remaja Nikah Dini? Tengok Penyebabnya)

"Sosialisasi ini bakal dilakukan di lembaga pendidikan, seperti sekolah dan pesantren," ujar dia.

Asep menjelaskan, tujuan sosialisasi itu untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada warga, khususnya pada pejabat desa dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Sosialisasi ini, selain soal pernikahan dini, juga akan dimasukan sosialisasi terkait keluarga bencana.

Menurut dia, lewat program KB yang hanya memiliki dua anak ini tentu bakal mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Program tersebut dinilai telah berjalan dengan baik. Sebab, rata-rata tiap keluarga di KBB kini hanya memiliki dua atau tiga anak.

(Baca Juga: Remaja Bandung Banyak yang Memilih Nikah Muda)

Di tempat terpisah, Bupati Bandung Barat Abubakar menuturkan, keluarga di KBB harus menjadi sejahtera seiring dengan berjalannya program KB. Pihaknya akan terus menggalakkan program yang membuat keluarga di KBB sejahtera. "Tujuannya supaya keluarga makin sejahtera," kata dia.

Selain itu, bagi dia, program KB ini menjadi program yang strategis sehingga perlu dijadikan sebagai kebudayaan di kalangan masyarakat. Terlebih, lanjut dia, program KB juga berfungsi untuk mengurangi angka kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement