Sabtu 14 Nov 2015 13:16 WIB

BNPB: 105 Juta Jiwa Terancam Banjir dan Longsor

Rep: C14/ Red: Winda Destiana Putri
bencana alam
Foto: .
bencana alam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki musim hujan, Indonesia bersiap-siap menghadapi bencana banjir dan longsor. Keduanya dapat menelan korban jiwa dan harta tak sedikit. Karena itu, antisipasi harus diadakan sedini mungkin.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, ada 64 juta jiwa yang mendiami 315 kabupaten/kota rawan banjir kategori sedang-tinggi di seluruh Indonesia. Di saat yang sama, lanjut dia, ada 41 juta jiwa yang tinggal di 274 kabupaten/kota rawan longsor kategori sedang-tinggi.

Sehingga totalnya mencapai 105 juta orang Indonesia hidup dalam bayang-bayang musibah selama musim hujan kini. Sutopo menegaskan perlunya koordinasi pusat hingga daerah, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), agar bencana tak sampai menelan korban jiwa.

"Pemerintah dan pemda harus melindungi masyarakat. BNPB dan BPBD perlu segera menyusun rencana kontinjensi menghadapi banjir longsor yang memuat kebijakan, strategi, peta bencana, komando, upaya, pengerahan sumber daya, dan lainnya," kata Sutopo Purwo Nugroho kepada Republika, Sabtu (14/11).

Rencana kontinjensi ini, Sutopo melanjutkan, harus disepakati oleh semua pihak. Sehingga, saat bencana terjadi rencana itu dapat diaktivasi menjadi sebuah tindakan tepat guna. Semua pihak terkait menjadi mudah dalam melakukan upaya sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing.

"Peringatan dini dari berbagai pihak seperti BMKG, PU Pera, Lapan dan lainnya dicermati sehingga dapat memperoleh informasi yang update. Sosialisasi dan gladi juga harus diintensifkan," ujar dia.

Sutopo mengungkapkan, pola banjir dan longsor di Indonesia umumnya berlangsung selama musim hujan yang memuncak sejak Desember hingga Februari tahun depan.

Dia juga meminta masyarakat agar memerhatikan gejala-gejala datangnya banjir dan longsor. Misalnya, masyarakat diminta segera mengungsi bila mengalami tanah/bukit tempat rumahnya berada bergetar. Demikian pula bila air tanah keluar secara tiba-tiba atau pohon serta ranting tampak hanyut di sungai sekitar.

Air sumur yang tiba-tiba mengeruh serta surutnya air sungai, meskipun sedang musim hujan, menurut Sutopo, merupakan gejala datangnya bencana di musim hujan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement