REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan beras impor tidak sampai masuk ke Sulsel. Kepala Divre Bulog Sulsel Abdul Muis Ali menuturkan, dengan stok beras Sulsel yang selalu surplus tiap tahunnya, beras impor dipastikan tidak bisa menyentuh Sulsel.
Pemerintah telah melakukan impor beras dari negara tetangga seperti Vietnam. Bahkan beras ini telah masuk ke beberapa daerah seperti Manado dan Jakarta. Impor ini dilakukan untuk menjaga stabilitas stok dan harga beras di Indonesia.
Abdul Muis mengatakan, pemerintah provinsi Sulsel dan stakeholder terkait berkomitmen penuh dalam meningkatkan dan menggunakan beras hasil petani sendiri. "Mengingat kita (Sulsel) ini lumbung beras. Sulsel tidak masuk destinasi impor beras," ujar Abdul Muis, Jumat (13/11).
Mengenai keberadaan kartel beras yang kerap membuat kewalahan pemerintah dalam mengatur stok dan harga, Abdul Muis pun tidak menutupi bahwa keberadaan mereka memang nyata.
Dengan bisnis yang menggiurkan dari produksi beras, pelaku bisnis beras pun sudah banyak yang berada di Sulsel, maupun sekedar berinvestasi. Untuk meminimalisir permainan kartel, dia mengatakan, Bulog selalu terjun langsung untuk membeli gabah kepada petani. Harga yang bisa diterima petani pun menjadi cara Bulog mengatasi manipulasi kartel dalam memainkan gabah di petani.
"Saat Bulog memegang kendali pasar mulai dari petani hingga peredaran ke masyarakat, sudah dipastikan kartel-kartel ini akan kewalahan dalam memainkan peredaran beras," ujarnya.