Sabtu 14 Nov 2015 11:00 WIB

Pengembangan Desa, MenDes Marwan Jajaki Kerja Sama Luar Negeri

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar melakukan kunjungan kerja ke Jepang
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar melakukan kunjungan kerja ke Jepang

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Pembangunan perdesaan yang menjadi salah satu program prioritas yang digenjot pemerintahan sekarang,  diisyaratkan harus banyak dilakukan dari berbagai aspek untuk dikembangkan. Apalagi potensi yang dimiliki setiap desa seluruh daerah, sangat beragam dan mampu meningkatkan perekonomian lokal dan nasional.

Untuk itulah, saat ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa) mendorong adanya partisipasi berbagai pihak, termasuk menjalin  kerja sama dengan luar negeri.  Bentuknya bisa Government to Government (G to G), kerjasama multilateral maupun kerjasama dengan berbagai Organisasi Asing Non-Pemerintah (OINP).

"Menjalin hubungan luar negeri sangat penting. Karena selain untuk membuka peluang pasar yang dipromosikan dari desa ke masyarakat dunia, juga ada pertukaran informasi dan pengetahuan serta berbagai bentuk kerja sama lainnya," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar saat lawatannya ke Jepang dari tanggal 10-14 November 2015.

Agenda kunjungan tersebut,  adalah pertemuan dengan Gubernur Perfektur Ehime, Tokihiro Nakamura. Pertemuan ini akan membahas kemungkinan kerjasama dalam pengembangan model 'One Village One Product', pertukaran informasi dan pengetahuan, serta  berbagai bantuan tidak mengikat lainnya.

Selain kegiatan tersebut, Menteri Marwan Jafar juga dijadwalkan akan bertemu dengan  Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA adalah salah satu Badan Pemerintahan yang mengkoordinir berbagai Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) dari dan untuk pemerintah Jepang.

Diharapkan pertemuan ini akan semakin mempererat hubungan kerjasama Indonesia dan JICA yang telah berlangsung sejak tahun 1954. Pertemuan tersebut juga diharapkan akan meningkatkan bantuan pemerintah Jepang yang berupa hibah dan pembangunan infrastruktur di desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.

Dalam kunjungan kerja selama lima hari tersebut, Menteri Marwan Jafar juga menemui perwakilan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang. Pertemuan  itu  akan membuka peluang kerja sama dalam bidang peningkatan kapasitas SDM dan berbagai kerjasama di bidang Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

"Berbagai pertemuan itu, sebagai salah satu langkah strategis dalam upaya pengembangan desa, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional saat ini," ujar Marwan.

Pertemuan Gubernur Ehime

Pertemuan Menteri Desa Marwan Jafar dengan  Gubernur Ehime, Tokihiro Nakamura di Matsuyama, Ehime,  membahas kelanjutan  kerja sama pengembangan One Village One Product (OVOP) dengan pemerintah Ehime. "Termasuk transfer of knowledge dan informasi. Kita juga mengundang investor dari Ehime untuk berinvestasi di Indonesia," katanya.

Hubungan antara Jepang dan Indonesia sangat panjang. Karena itu, kata Menteri Marwan telah  memperkuat kerja sama yang dimungkinkan untuk pengembangan desa di Indonesia.  "Hubungan Indonesia dan Jepang ke depan perlu dikuatkan kembali ke arah yang lebih jelas," ujarmya..

Marwan juga mengundang investor dari ehime untuk berinvestasi di Indonesia. Di indonesia, ujarnya, banyak peluang yg bisa dikerjasamakan dengan Jepang di bidang infrastruktur, pertanian, dan lain-lain.

Gubernur Ehime, Tokihiro Nakamura mengapresiasi kunjungan Mendes ke Ehime. Menurut dia, sejauh ini sejumlah kerja sama yang telah dilakukan antara Indonesia dengan Jepang, salah satunya bantuan mobil ambulans ke kabupaten Bantaeng,  Sulawesi Selatan.  "Ehime punya banyak produk. Kita bisa kerjasamakan dari berbagai sektor," ujarnya.

 

Bertemu PPI Ehime

Saat berkunjung ke Universitas Ehime, Jepang, Mendes Marwan Jafar bertemu dengan 42 mahasiswa asal Indonesia di yang tengah menempuh pendidikan di kampus itu. Dalam sambutannya, mengajak mahasiswa untuk mencari terobosan dan inovasi pengambangan dan pembangunan ekonomi pedesaan. Kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi sangat terbuka untuk masukan dari mahasiswa.

"Jika ada pikiran baru, terobosan baru yang bisa dikembangkan di Indonesia. Kita butuhkan inovasi-inovasi dan kreasi baru dalam pembangunan dan pengembangan desa," kata Marwan di kampus Ehime, Matsuyama, Jepang, Kamis (11/11),

Dijelaskan Mendes, gubenur Ehime mengapresiasi rencana kerja sama antara Kemendes dengan provinsi Ehime. Ini sejalan dengan Universitas Ehime yang telah menjalin MoU dengan tiga kampus terkemuka di Indonesia, seperti UGM, IPB, dan Universitas Hasanuddin. "Ke depan akan dirumuskan kerja sama konkret dalam kerangka One Village One Product," ujarnya.

Sejalan dengan ini, Menteri Marwan mengingatkan mahasiswa untuk selalu memikirkam solusi untuk kemajuan desa-desa kita. Saat ini ada 74 ribu desa, dan 17 ribu di antaranya sangat tertinggal.

"Ini tugas kita bersama untuk menyelesaikannya sesuai dengan Nawa Cita ketiga Presiden Jokowi, membangun Indonesia dari pinggiran, dari desa-desa dalam kerangka NKRI," kata Mendes Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement