Jumat 13 Nov 2015 16:49 WIB

Antisipasi Banjir, BPBD Kabupaten Bandung Siapkan 20 Unit Perahu

Rep: c12/ Red: Friska Yolanda
 Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Valentino Tatareda memeriksa peralatan usai Apel Kesiapan Banjir Polda 2015 di halaman Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (10/11).   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Valentino Tatareda memeriksa peralatan usai Apel Kesiapan Banjir Polda 2015 di halaman Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (10/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa cara dilakukan sejumlah daerah untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang kerap melanda di musim hujan ini. Peralatan untuk penanggulangan bencana pun dikeluarkan dari SKPD terkait.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung Tata Irawan Sobandi menuturkan, saat ini sudah ada sekitar 20 perahu kayu yang telah dipersiapkannya untuk kemudian diberikan ke sejumlah daerah yang dianggap rawan terjadi banjir. 

Menurut dia, penyediaan unit perahu ini diperlukan demi mengantisipasi terjadinya bencana di titik-titik tertentu. "Ini untuk diserahkan ke desa-desa yang rawan banjir untuk keperluan evakuasi," kata dia, Jumat (13/11).

Tata menjelaskan, daerah kecamatan yang rawan banjir yakni Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Rancaekek, dan Banjaran. Beberapa kecamatan yang langganan banjir, kata dia, telah mengajukan permohonan untuk diberikan bantuan berupa peralatan antisipasi bencana banjir. 

"Ini diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah yang biasa terjadi banjir," tutur dia.

Menurut Tata, perahu kayu tergolong efektif untuk membantu evakuasi warga. Sebab, bentuknya kecil dan ramping sehingga bisa digunakan di jalan-jalan yang sempit. Selain itu, perawatannya pun mudah dan tidak sesulit perahu karet. "Kalau perahu karet harus dengan yang ahlinya," ujar dia.

BPBD Kabupaten Bandung juga mempersiapkan barang logistik lainnya sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana. Seperti, 15 unit perahu karet, pelampung, sepatu karet dan barang-barang lainnya. Seluruhnya ini telah disiapkan di gudang SKPD tersebut.

Untuk sementara ini, bencana banjir yang terjadi tidak begitu parah sehingga masih bisa ditangani oleh pihak kecamatan dan desa. Banjir yang terjadi masih sebatas di ruas-ruas jalan di beberapa daerah, di antaranya Majalaya dan Katapang. 

Penanganan banjir seperti itu, kata dia, perlu dilakukan secara gotong-royong, yakni dengan kerja bakti untuk membersihkan saluran-saluran drainase. 

Selain banjir, Tata mengakui, bencana longsor juga kerap terjadi. Daerah yang rawan longsor yaitu Kecamatan Rancabali, Ciwidey, Banjaran, Rancaekek, Kutawaringin, Pangalengan, dan Pasirjambu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement