REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kementrian Pertanian (Kementan) menganggarkan Rp 500 miliar untuk model sentra peternakan rakyat (SPR) di seluruh Indonesia. Kawasan SPR ini harus memiliki sapi betina atau indukan produktif sebanyak 1.000 ekor.
"SPR diharapkan kelak bisa meningkatkan populasi sapi di Tanah Air, yang merupakan sinergitas antara pemerintah, masyarakat, dan pengusaha," kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, saat kunjungan kerja ke sentra peternakan sapi di Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Kamis (12/11).
Ia mengatakan untuk terbentuk SPR, kawasan tersebut sudah memiliki paling tidak 1.000 sapi indukan, yang akan mampu mengembangkan peternakan dan penggemukan sapi. Bantuan yang diberikan pemerintah yakni sarana pelayanan, misalnya pusat kesehatan hewan beserta dokter hewannya.
Sedangkan untuk pembinaan, Mentan mengatakan pihaknya akan menunjukkan orang yang menguasai tentang bisnis persapian. Di antaranya, pembinaan mulai dari pembibitan, pemeliharaan, pakan, dan kesehatan sampai penjualan sapi hasil pembibitan.
"Namun, untuk anggaran tiap-tiap daerah belum dapat dipastikan besarannya. Hal itu masih tergantung dari daya serap masing-masing daerah," tambahnya.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Arinal Djunaidi, yang mendampingi Mentan Andi Amran, mengatakan Pemprov Lampung siap mendukung program yang dicanangkan pemerintah pusat tersebut. Hal ini terbukti dari keinginan kuat pemprov menjadi daerah ini berswasembada daging.
"Untuk mencapai swasembada daging, maka perlu sejumlah langkah terobosan. Salah satunya dengan model pengembangan program kerja sama pengembangbiakan dan penggemukan sapi dengan pola kemitraan," jelasnya.