REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah pedagang beras di Kota Bogor pesimistis masuknya impor mampu menurunkan harga. Mereka mengaku belum menjumpai adanya penurunan harga beras dalam beberapa waktu belakangan.
"Harga masih sama saja, malah ada kenaikan," ungkap Henry, salah satu pedagang beras di Pasar Anyar, Kota Bogor, Kamis (12/11).
Pria yang telah berjualan beras sejak tahun 1999 itu mengatakan, berdasarkan pengalamannya, akhir tahun justru masa di mana harga beras mengalami kenaikan drastis. Ia sangsi beras impor yang dikabarkan sudah masuk pelabuhan akan mampu menurunkan harga beras publik.
Apalagi, November dan Desember bukanlah masa panen beras. Dalam waktu dekat, harga diduganya justru akan melonjak, seperti tahun-tahun sebelumnya. "Sekarang ini sudah mulai, yang tadinya sekarung Rp 460 ribu naik jadi Rp 465 ribu," ungkapnya.
Ia berujar, kondisi ekonomi belakangan cukup berpengaruh terhadap penurunan jumlah omzet yang ia dapatkan. Terlebih, ia harus membagi penghasilan untuk menggaji pegawai dan biaya operasional lain.
Dalam sehari, lapak Henry bisa menjual hingga 25 karung beras lokal dengan keuntungan per karung antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Sementara, harga penjualan beras eceran dipatok antara Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per liter.