Rabu 11 Nov 2015 19:23 WIB

Pemkab Bandung Mulai Tingkatkan Antisipasi Potensi Bencana

Rep: c12/ Red: Friska Yolanda
 Seorang warga melihat keadaan longsor dan amblas jalan penghubung antar kampung di Kampung Cijati, Desa Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (8/6).  (foto : Septianjar Muharam)
Seorang warga melihat keadaan longsor dan amblas jalan penghubung antar kampung di Kampung Cijati, Desa Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (8/6). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Bandung mulai melakukan langkah antisipasi terhadap potensi bencana di musim hujan ini. Ada beberapa titik wilayah yang dinilai rawan terjadi longsor dan banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tata Irawan menuturkan, ada empat kecamatan yang rawan terjadi longsor. Keempatnya adalah Kecamatan Rancabali, Ciwidey, Pasir Jambu dan Pangalengan. 

"Untuk saat ini kondisinya masih aman, masih bisa ditangani pihak desa dan kecamatan setempat," kata dia, Rabu (11/11).

Di Ciwidey, tepatnya di Desa Rawabogo, memang terdapat pergerakan tanah yang berpotensi terjadi longsor. Namun, hingga saat ini, ujar dia, keadaan di sana masih tergolong aman karena masih dapat diatasi oleh pejabat desa dan kecamatan setempat.

Tata menjelaskan, untuk daerah yang rawan terjadi banjir, yakni Kecamatan Baleendah, Pameungpeuk, Banjaran, Rancaekek, Bojongsoang, dan Majalaya. "Pemantauan terus kami lakukan, dan sampai sekarang masih aman," ujar dia.

Menurut dia, intensitas hujan saat ini masih masuk ke dalam kategori sedang, yaitu 100-150 milimeter per hari. Namun, curah hujannya sendiri tergolong tinggi, yaitu 150-200 milimeter per hari. 

Dalam kondisi demikian, beberapa langkah antisipasi terus dimasifkan. Mengingat, beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung memang ada yang rawan banjir dan longsor. 

Tata mengklaim, sosialisasi terkait peningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana telah dilakukan, baik itu melalui desa/kecamatan ataupun yang langsung ke masyarakat.

Sosialisasi tersebut, di antaranya, yakni perencanaan kontinjensi yang telah disampaikan ke masyarakat, khususnya yang berada di wilayah rawan bencana itu. "Sudah ada persiapan. Tidak hanya di instansi kami, di instansi lain pun juga. Di tingkat desa sampai kecamatan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement