REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada KH Abdurrahman Wahid kembali mendapat apresiasi. Gus Dur, begitu Presiden RI keempat itu, dinilai miliki peranan penting dalam kebangsaan, terutama soal kemajemukan.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Bambang Pranowo mengatakan Gus Dur merupakan sosok yang pantas mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Menurutnya, sosok Gus Dur tersebut telah meninggalkan sangat banyak warisan yang berguna bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah kemajemukan.
Ia menilai penghargaan atas kemajemukan yang selalu Gus Dur dengungkan, baik selama menjabat presiden maupun pemimpin organisasi Islam, memang layak diberikan apresiasi.
Terlepas dari kontroversi, ia merasa pemberian gelar pahlawan kepada Gus Dur terbilang cukup cepat, jika melihat tokoh-tokoh lain yang juga akan diberikan gelar pahlawan nasional dalam waktu dekat.
Salah satu bentuk kemajemukan ala Gus Dur yang selalu diingat, diakui Bambang, adalah bagaimana pentingnya pemahaman bahwa melecehkan manusia, siapapun dia, sama artinya dengan melecehkan sang pencipta manusia.
Menurut Bambang, warisan kemajemukan dari tokoh yang akrab dengan jargon 'gitu aja kok repot' tersebut, sangat penting untuk bangsa Indonesia, sebagai dasar menghargai sesama warga negara.
"Yang dikenang tentu gagasan memuliakan manusia berarti memuliakan sang pencipta, dan melecehkan manusia berarti melecehkan sang pencipta," kata Bambang kepada Republika.
Selain itu, Bambang melihat sosok Gus Dur sebagai sosok yang fenomenal di kalangan Nahdliyin, karena dapat membawa Nahdlatul Ulama meraih kemajuan yang luar biasa.
Ia menganggap Gus Dur berhasil merubah arah NU untuk menjadi organisasi yang aktif dalam perjuangan kultural, yang tentu saja khas dengan pluralisme agama.