REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Poros muda kader Golkar mengaku resah dengan konflik internal Golkar yang tidak selesai. Tokoh-tokoh muda Partai Golkar mengaku kecewa dengan hasil putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang tidak menyelesaikan konflik dualisme kepengurusan Golkar. Padahal, poros muda Golkar sudah bersabar menunggu putusan hukum agar konflik Golkar segera selesai.
Beberapa tokoh poros muda Golkar mengambil inisiatif untuk mengunjungi tokoh-tokoh senior di Golkar untuk menemukan titik terang penyelesaian konflik internal. Tokoh-tokoh muda Golkar ini sudah meletakkan posisi mereka di keberpihakan dua kubu.
Gerakan poros muda Golkar ini merupakan gerakan kader muda Golkar dari dua kubu, baik hasil munas Ancol maupun munas Bali. Setelah bertemu dengan Ketua Mahkamah Partai Golkar (MPG), Muladi, poros muda Golkar mendapatkan kesimpulan awal soal langkah penyelesaian konflik partai berlambang pohon beringin ini. Poros muda Golkar dari kubu munas Bali, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, sudah ada tiga opsi untuk menyelesaikan konflik internal Golkar.
“Solusinya ada tiga, munas, penggabungan permanen kepengurusan, atau penggabungan transisi kepengurusan,” kata dia saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/11).
baca: Muladi: aburizal Setuju Agung Jadi Wakil Merangkap Ketua Harian
Seluruh opsi penyelesaian itu adalah langkah politik. Menurutnya, saat ini untuk menyelesaikan konflik Golkar harus dilakukan secara politik. Dengan jalur hukum sudah terbukti tidak selesai. Menurut poros muda Golkar, putusan MA justru membuat konflik internal Golkar semakin panjang. Tiga opsi penyelesaian ini kemungkinan masih dapat bertambah lagi atau mengalami penyempurnaan. Sebab, roadshow poros muda ke tokoh senior dan opini sepuh Partai Golkar masih akan terus berlanjut.
Rencananya, poros muda yang terdiri dari dua kubu dan pihak netral ini akan mengunjungi tokoh senior Golkar, termasuk Jusuf Kalla dan BJ Habibie. Hasil dari pembicaraan dengan tokoh-tokoh itu akan disampaikan langsung pada dua ketua umum Golkar yang saat ini masih berselisih. Menurut Doli, semakin cepat penyelesaiah konflik Golkar semakin baik untuk masa depan partai Golkar.
“Faktanya, saat ini sudah terbelah sampai di kepengurusan bawah, bukan hanya elitnya saja,” imbuh dia.
Poros muda Golkar dari kubu munas Ancol, Melki Lakalena mengatakan, pembicaraan dengan tokoh senior Golkar dengan poros muda menjadi penyambung keinginan seluruh pihak. Ada keinginan dari semua pihak di Golkar untuk segera berkonsolidasi. Sebab, penyelesaian konflik dualisme harus diselesaikan secara bersama, bukan hanya dua orang, ketua umum dari dua kubu.
Selain itu, penyelesaian juga bukan hanya dilakukan di tingkat pusat di Jakarta. Namun juga langkah seperti ini harus dilakukan di daerah-daerah. “Penyelesaian harus dilakukan secara bersama-sama, bukan hanya di pengurus pusat,” kata Melki.