Selasa 10 Nov 2015 18:29 WIB
Hari Pahlawan

Hari Pahlawan, Rizal Ramli: Kepret Feodalisme, Primordialisme, dan KKN!

Rep: c01/ Red: Angga Indrawan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli
Foto: Republika.co.id
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli menilai feodalisme, primordialisme dan praktik KKN sebagai "batu" yang menghambat Indonesia untuk berkembang. Rizal akan berupaya untuk menyingkirkan tiga batu tersebut dengan jurus "kepret"-nya.

"Revolusi mental bukan dengan slogan, bukan dengan pidato, dengan ngepret!" ujar Rizal dalam Diskusi Nasional Memperingati Gerakan Mahasiswa Indonesia 77/78 di Hotel Grandia, Selasa (10/11).

Rizal mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk terbang tinggi dan berkembang. Menurutnya, Indonesia juga memiliki masyarakat yang menyimpan segudang potensi, cerdas dan berbakat, yang bisa memajukan bangsa.

Sayangnya, di saat yang sama, Rizal mengatakan, masyarakat Indonesia juga "terikat" dengan tiga batu yang menghalangi Indonesia untuk bisa terbang tinggi. Salah satu batu tersebut, lanjut Rizal, ialah feodalisme yang mengusung "kesewenang-wenangan" penguasa. Rizal mengatakan tidak ada bangsa yang bisa menjadi hebat dan besar dengan feodalisme.

Batu lainnya, terang Rizal, ialah pikiran sempit yang lahir dari primordialisme. Rizal mengatakan primordialisme membuat warga menjadi terkotak-kotakkan karena masing-masing kubu merasa paling benar sendiri dan hanya ingin menjadi maju sendirian.

"Harusnya siapa pun yang sudah menjadi warga negara Indonesia, berhak mendapat perlakuan yag sama," tambah Rizal.

Sedangkan batu ketiga yang menghalangi Indonesia untuk maju, lanjut Rizal, ialah KKN. Rizal yang juga merupakan mantan aktivis 77/78 mengatakan praktik KKN merupakan hal yang sejak dulu ia dan rekan seperjuangannya lawan.

"Revolusi mental bukan dengan slogan, bukan dengan pidato. Dengan Ngepret! Siapa yang kita kepret? Feodalisme, yang KKN, yang berpikiran sempit!" tegas Rizal. 

baca juga: Warga Surabaya: Kehadiran Jokowi Membawa Arti 

baca juga: Napak Tilas Pertempuran 10 November di Surabaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement