Selasa 10 Nov 2015 16:16 WIB

Cara Ini Dinilai Ampuh Kurangi Keluhan terhadap Transjakarta

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Transjakarta
Foto: Republika/Yasin Habibi
Transjakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bus Transjakarta hingga saat ini masih dirundung masalah yang sama, yakni jumlah armada yang tidak mampu mengakomodir para penumpang serta headway (jarak tunggu) yang terlalu lama.

Dua keluhan tersebut belum bisa teratasi oleh pihak manajemen Transjakarta.

Perubahan bentuk kelembagaan dari unit pengelola teknis (UPT) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang diharapkan mampu mempercepat perbaikan layanan Transjakarta ternyata tidak bisa diandalkan. Nyatanya, sampai sekarang yang terjadi di lapangan bukan semakin baik, namun semakin buruk. Transjakarta tidak bisa djadikan andalan transportasi di Jakarta, kecuali koridor 1 (Blok M-Kota) saja.

"Selebihnya bukan pilihan tepat kalau Anda bepergian dengan perlu ketepatan waktu," Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Darmaningtyas saat diskusi di Jakarta, Selasa (10/11).

Sebenarnya, kata Tyas, cukup mudah mewujudkan headway Transjakarta menjadi dua hingga tiga menit saat jam sibuk, membuat jalurnya steril dan tidak usah menunggu ketersediaan bus sampai 1.000 unit bus gandeng. Cukup dengan manajemen yang cerdas. Lalu, bagaimana caranya?

Dia mengatakan pada saat ini, Transjakarta memiliki 247 halte yang disinggahi dan satu halte yang tidak disinggahi untuk berhenti. Pada pagi hari pukul 05.00 setiap halte itu sebaiknya diisi satu bus yang siap beroperasi. Dengan begitu, setiap penumpang di semua halte akan terangkut dan berangkat pada waktu bersamaan. Pasalnya jarak halte satu dengan lainnya itu rata-rata 300 meter, maka dalam kondisi steril akan dapat ditempuh dalam waktu tiga menit saja. Dengan pola operasi sepeeti itu, pasti tidak akan terjadi penumpukan penumpukan dan tidak akan memberikan kesempatan bagi kendaraan lain untuk masuk ke jalur Transkajarta karena mereka akan sulit keluar jalur.

Agar kendaraan yang beroperasi itu handal, maka kendaraan yang mulai beroperasi keluar dari pool pukul 04.00 itu antara jam 11.00 hingga 13.00 secara bertahap dikurangi untuk mengisi bahan bakar gas (BBG) maupun ditarik ke pool masing-masing guna dilakukan perawatan. Perannya digantikan oleh armada kloter kedia yang akan beroperasi dari pukul 14.00 hingga 22.00 dengan jumlah bus yang sama pula.

"Dengan manajemen yang cerdas itu, PT Transjakarta cukup memerlukan 500 armada yang siap beroperasi untuk mampu memberikan layanan kepada setiap penumpang per tiga menit sekali pada jam sibuk," kata Tyas.

Sistem operasional tersebut tidak membutuhkan prasyarat apapun kecuali kemauan direksi PT Transjakarta. Menaruh bus Transjakarta di setiap halte pada pukul 05.00 bukan hal sulit mengingat lalu lintas pada pagi hari cukup lancar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement